Skala yang dibuat
Hendrick dan Hendrick (1990) berdasarkan hasil penelitian Lee (1976) mengarah
pada pembahasan tentang enam jenis cinta. Skala ini dirancang untuk
mengidentifikasi gaya-gaya yang merefleksikan keyakinan tentang cinta, mengacu
pada enam jenis cinta yaitu:
a)
Eros,
keindahan dan seksualitas. Cinta jenis ini mengutamakan kecantikan dan
ketertarikan fisik. Bila sudah bosan atau merasa sudah tidak tertarik lagi secara
fsiik maka akan terjadi putus cinta.
b)
Ludus, hiburan dan kesenangan yakni cinta yang dijadikan sebagai ajang
permainan. Pelakunya biasa mendapat julukan playboy
untuk laki-laki dan playgirl untuk
perempuan. Bagi mereka yang menganut cinta ini, kesenangan dan semangat
menggebu terjadi saat mengejar orang yang dicinta, namun ketika orang yang
dicinta sudah ada dalam genggaman maka ketertarikannya hilang. Cinta tipe ini
juga tidak dilandasi komitmen.
c)
Storage, penuh damai dan perlahan. Tidak
secara khusus mencari kekasih tetapi lebih mengukuhkan hubungan persahabatan
dengan seseorang yang dikenal dan kepada siapa mereka berbagi ketertarikan dan
aktivitas. Misalkan saja cinta yang terjadi dari dua sejoli teman kecil (cewek
dan cowok), sering menghabiskan waktu bersama dan menyelesaikan permasalahan atau bahkan
membuat permasalahan bersama. Dalam bahasa jawa sederhana, “witing tresno jalaran soko kulino”. Yang
penting dalam cinta ini adalah kedekatan dan keakraban, bukan seksualitas.
d)
Pragma, praktis dan tradisional. Menginginkan
compatibility dan hubungan
yang bisa memuaskan kebutuhan dan keinginan yang penting, lebih memperhatikan
kualifikasi sosial daripada kualitas pribadi dari pasangan potensialnya. Dalam
tipe cinta ini tidak ada romantisme. Hubungan pasanagan hanyalah sebatas rekan
kerja atau simbiosis mutualisme. Apa yang anda bisa berikan kepada saya?, dan
apa yang saya bisa berikan kepada anda?
e)
Mania, kegembiraan dan depresi. Mencintai dengan sangat kuat dan pada saat
yang sama sangat takut kehilangan cinta,
sangat pencemburu, obsesif terhadap pasangan, kurang memiliki citra
diri, dan harga diri diperoleh dari cinta yang diberikan. Jenis cinta ini
kebanyakan dimilki oleh para remaja. Cinta jenis ini muncul karena perasaan
cinta yang terlalu besar tanpa disertai logika. Tak heran, penganut jenis cinta
ini lebih besar kemungkinan untuk depresi.
f)
Agape, yakni cinta penuh kasing sayang tanpa memperhatikan imbalan atau
keuntungan pribadi. Cinta jenis ini masih sangat jarang dan biasanay terjadi
pada masa dewasa akhir.
0 komentar:
Posting Komentar