:::: MENU ::::
  • Filosofi Tea

  • Diri Baru di Tahun yang baru (Sebuah refleksi akhir tahun)

  • Harga Diri, depresi hingga akhiri hidup dengan bunuh diri

Rabu, 02 Mei 2012




PSIKOANALIS KLASIK (Sigmund Freud)

Kecemasan menurut freud berasal dari kelahiran. Proses berpisah dengan ibu saat kelahiran meninggalkan jejak yang sangat kuat dalam jiwa manusia. Proses itu menjadi prototip perasaan keterpisahan, sehingga peristiwa keterpisahan pada usia sebelumnya, seperti ditinggal sendirian ditempat asing, berada dalam suasana gelap, putus cinta, dan kematttian menimbulkan reaksi kecemasan yang sangat kuat. Perasaan- Perasaan tertekan, tidak berdaya, dan konflik dengan orang tua dapat dirunut hubungannya dengan trauma kelahiran, sehingga reaksi kecemasan yang ditimbulannya juga sangat kuat. Kecemasan akan timbul manakala orang tidak siap menghadapi ancaman.

Kecemasan menurut Freud:

y       Realistic anxiety

Takut pada bahaya yang nyata di dunia luar.

y       Neurotic anxiety

Ketakutan terhadap hukuman yang bakal diberikan dari orang tua atau figure penguasa lainnya kalau seseorang memuaskan insting denga caranya sendiri, yang diyakininya bakal menuai hukuman. Kecemasan ini timbul karena orang ini pernah melakukan hal yang sama sewaktu masih anak-anak  dan mendapat hukuman (realistic) yang dicemaskannya.

y       Moral anxiety

Timbul ketika seseorang melanggar standar nilai orang tua.

Kasus:

G adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Adik pertamanya (perempuan) lahir ketika dia berusia 5 tahun, beruntun dua tahun setelah kelahiran adik pertamnya, lahir adik keduanya (laki-laki). Orang tua G tidak dapat membagi perhatian dan kasih saying secara dil p[ada ank-anakny. G selalu yang mendpat tugas berat dan selalu mengalah karena alas an dialah kakak tertua Seorang mahasiswa (G) pernah dipaksa membacakan surat cinta yang ia tulis di depan cowok idolanya dan teman-teman atu sekolahnya. Sang cowok dengan dinginnya merobek surat tersebut dan menghamburkan robekan kertas di kepala G. Peristiwa itu mengakibatkan G dijuluki “gadis kampung tak punya kaca”.  Akibatnya G sering gemetaran menghadapi teman-teman yang sering mengejeknya. G telah berusaha melawan perasaan tak aman dan cemas itu, namun belum berhasil. Akibatnya G sering menyendiri dn tak punya teman.

Analisi teori Freud:

Freud memandang perilaku gemetar G adalah bentuk defense terhadap kecemasan atau perasaan bermusuhan yang direpresi. G memiliki kecemasan neurotic setiap kali berhadapan dengan temannya. G takut kalau dirinya nanti akan di olok-olok dan dipermalukan seperti yang pernah dia alami sebelumnya.



PSIKOLOGI ANALITIKAL (Carl Gustav Jung)

Jung mamandang kecemasan berasal dari ketidakseimbangan sistem dalam kepribadian seseorang, antara kesadaran (consciousness) dengan ketaksadaran (unconscious). Utamnya juga tidak bersatunya sisitem-sistem kepribadian tersebut menjadi self. Jung percaya bahwa yang mengambil andil besar dari kepribadian bukanlah pengalaman masa kecil seperti yang dikemukakan Freud melainkan tak sadar kolektif. Tak sadar kolektif adalah gudang ingatan laten yang diwariskan oleh leluhur, baik leluhur dalam ujud manusia maupun leluhur pramanusia/binatang. Isi dari tak sadar kolektif ini adalah arsetip. Pengabaian pada tak sadar kolektif berakibat dapat merusak ego, karena tak sadar dapat membelokkan tingkah laku menjadi menyimpang, seperti phobia, delusi, dan symptom gangguan psikologik.

Analisis teori Jung:

Pada contoh kasus diatas, G memiliki arsetip “ gadis kampung”. Sejauh pengetahuaanya gadis kampung selalu dikaitkan dengan frase jelek. G  menganggap dirinya jelek, tidak modis, gaptek, tak pantas berbicara bahkan berteman dengan teman-teman sekolahnya. G  yakin (sadar) bahwa inferioritasnya ini akibat dari ia adalah anak desa, tidak berani mengemukakan pendapat dan kemauannya, bahkan rasa suka yang ia milki pada cowok idolanya hanya mampu ia salurkan lewat surat cinta tanpa pernah  mengirimnya.



PSIKOLOGI INDIVIDUAL (Alfred adler)

Kecemasan pada diri individu terjadi karena perasaan inferiority yang tak teratasi.

Analisis kasus:

Pada contoh kasus diatas, G mengalami inferiorita bahwa dirinya adlah gadis kampong yang jelek. Orang tak diinginkan di kampusnya, dan selalu dim olok-olok. Sebenarnya G memiliki perjuangan menjadi superiorita, namun ia berhenti sebelum tujuannya tercapai. Akhirnya perasaan inferiornya semakin berkembang dan menjadikaan dia seorang mahasiswa penyendiri tanpa teman.

Faktor lain adalah karena minat social yan tidak berkembang. Penderita neurotic cendrung memasang tujuan yang terlalu tingi, memakai gaya hidup yang kaku dan dogmatic, dan hidup dalam dunianya sendiri.

Analisa kasus:

G adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Adik pertamanya lahir ketika dia berusia 5 tahun, beruntun dua tahun setelah kelahiran adik pertamnya, lahir adik keduanya. Orang tua G tidak dapat membagi perhatian dan kasih saying secara dil p[ada ank-anakny. G selalu yang mendpat tugas berat dan selalu mengalah karena alas an dialah kakak tertua. Dalam hal ini G memiliki gaya hidup yang diabaikan. G mendendam orang lain, tidak percaya dengan dirinya, tidak mampu bekerja sama untuk tujuan bersama. G memandang teman kuliahnya sebagai negeri musuh, merasa terpisah dari semua orang, dan akhirnya G memilih untuk menarik diri (withdrawl)dari lingkunagan. G menikmati kesendiriannya.



PSIKOANALITIK KONTEMPORER, (Erik H Erikson)

 Kecemasan terjadi karena tidak adanya kepercayaan dasar, kemudian menimbulkan frustasi dan rasa sakit yang berakibat pada timbulnya kecemasan ketika individu itu dihadapkan pada tegangan.

Analisa kasus:

Dalam teori erikson G masuk dalam tahap adolesen. G mengalami patologis dalam hal penolakan (repudiation). Sejak anak-anak G merasa diabaikan dan hal ini diperparah dengan penolakan lingkungan teman kuliahnya di kampus sekarang. Akhirnya G memiliki sifat difiden adalah keadaan ekstreim tidak percaya diri yang diekspresikan sebagi malu-malu untuk mengekspresikan diri. G lebih memilih dunia kesendiriannya daripada mencoba lagi untuk dapat diterima lingkungan.



KEPRIBADIAN MARXIAN, (Erich Fromm)

Kecemasan terjadi karena tidak tercapainya produktivitas pada individu, hal ini menimbulkan kecemasan dan akhirnya penyerahan identitas pada orang lain yang dinilai lebih berkuasa.

Analisa kasus:

Dalam kasus di atas, G tidak mampu mengatasi perasaan kesendiriannya. Dalam usia dewasa awalnya, G mengalami hidup sendiri tanpa teman.





PSIKOANALISI SOSIAL, (Karen Horney)

Horney menyatakan bahwa orang yang neurotic disebabkan basic needs mereka yan tidak terpenuhi.

Analisa kasus:

G memiliki gambaran diri rendah.iamemendang dirinya tidak berharga, tidak menarik. G menghina dirinya sendiri ketika dia di permalukandi depan teman-teman kuliahnya. G tidak menyalahkan temannya, ia justru mengatakan pada dirinya: “Mereka benar Aku orang kampung yang tak punya kaca. Mana ada dalam sejarah orang kampung bisa pacaran dengan pangeran idol semua wanita seperti dia? Dasar bodoh”. Dari tiga gaya hubungan interpersonal Horney, G menggunakan gaya bergerak menjauh dari orang lain. G mengganggap keterdekatan dengan teman-temannya adalah hal yang menyakitkan dan membuatnya selalu gemetar. Akibatnya G menjadi kompuisif menjauhi orang lain, memperoleh otonomi dan mengembangkan keterpisahan. G mengembangkan dunianya sendiri dan menolak mengikuti orang lain. G menilai tinggi kebebasan dan kecukupan diri dengan sering menyendiri.



PSIKIATRI INTERPERSONAL, (Harry Stack Sullivan)

Neurotik terjadi karena tidak tereduksinya tension  of need seseorang.  Ketegangan (tension) ini memiliki dua bentuk yakni kebutuhan (needs) dan kecemasan (anxiety). Tidak seimbangnya kebutuhan dalam diri seseorag atau ketidakseimbangan fisikokimia an tara individu dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya tension. Kecemasan memiliki sifat unik dibandingkan dengan tension lainnya. Kecemasan menghasilkan tingkah laku orang yang dapat menghambat agar orang tidak belajar dari kesalahannya, terus-menerus menginginkan rasa aman yang kekanak-kanakan, dan membuat orang tidak belajar dari pengalamannya sendiri.teangan yang ada oleh individu dapat ditransformasikan menjadi tingkah laku terbuka maupun tingkah laku tertutup.

Sullivan berpendapat bahwa semua gangguan mental berasal dari cacat hubungan interpersonal dan hanya dapat dipahami dari referensi lingkungan sosial orag itu.

Analisa kasus:

Dalam kasus diatas, G memilih dunia kesendiriannya. Ini berarti juga G mengalami cacat interpersonal,karena dia tidak tidak menjalani hubungan sosialdengan orang lain.






1 komentar:

A call-to-action text Contact us