PSIKOANALIS
KLASIK (Sigmund Freud)
Kecemasan menurut freud berasal dari
kelahiran. Proses berpisah dengan ibu saat kelahiran meninggalkan jejak yang
sangat kuat dalam jiwa manusia. Proses itu menjadi prototip perasaan
keterpisahan, sehingga peristiwa keterpisahan pada usia sebelumnya, seperti
ditinggal sendirian ditempat asing, berada dalam suasana gelap, putus cinta,
dan kematttian menimbulkan reaksi kecemasan yang sangat kuat. Perasaan- Perasaan
tertekan, tidak berdaya, dan konflik dengan orang tua dapat dirunut hubungannya
dengan trauma kelahiran, sehingga reaksi kecemasan yang ditimbulannya juga
sangat kuat. Kecemasan akan timbul manakala orang tidak siap menghadapi
ancaman.
Kecemasan menurut Freud:
y
Realistic anxiety
Takut pada bahaya
yang nyata di dunia luar.
y
Neurotic anxiety
Ketakutan terhadap
hukuman yang bakal diberikan dari orang tua atau figure penguasa lainnya kalau
seseorang memuaskan insting denga caranya sendiri, yang diyakininya bakal
menuai hukuman. Kecemasan ini timbul karena orang ini pernah melakukan hal yang
sama sewaktu masih anak-anak dan
mendapat hukuman (realistic) yang dicemaskannya.
y
Moral anxiety
Timbul ketika seseorang
melanggar standar nilai orang tua.
Kasus:
G adalah anak pertama dari 3
bersaudara. Adik pertamanya (perempuan) lahir ketika dia berusia 5
tahun, beruntun dua tahun setelah kelahiran adik pertamnya, lahir adik keduanya
(laki-laki). Orang tua G tidak dapat membagi perhatian dan kasih saying secara
dil p[ada ank-anakny. G selalu yang mendpat tugas berat dan selalu mengalah
karena alas an dialah kakak tertua Seorang mahasiswa (G) pernah dipaksa membacakan surat cinta yang ia tulis di
depan cowok idolanya dan teman-teman atu sekolahnya. Sang cowok dengan
dinginnya merobek surat tersebut dan menghamburkan robekan kertas di kepala G.
Peristiwa itu mengakibatkan G dijuluki “gadis kampung tak punya kaca”. Akibatnya G sering
gemetaran menghadapi teman-teman yang sering mengejeknya. G telah berusaha
melawan perasaan tak aman dan cemas itu, namun belum berhasil. Akibatnya G sering menyendiri dn tak punya teman.
Analisi teori Freud:
Freud memandang perilaku gemetar G
adalah bentuk defense terhadap kecemasan atau perasaan bermusuhan yang direpresi.
G memiliki kecemasan neurotic setiap kali berhadapan dengan temannya. G takut
kalau dirinya nanti akan di olok-olok dan dipermalukan seperti yang pernah dia
alami sebelumnya.
PSIKOLOGI
ANALITIKAL (Carl Gustav
Jung)
Jung mamandang kecemasan berasal dari
ketidakseimbangan sistem dalam kepribadian seseorang, antara kesadaran (consciousness)
dengan ketaksadaran (unconscious). Utamnya juga tidak bersatunya sisitem-sistem kepribadian
tersebut menjadi self. Jung percaya bahwa yang mengambil andil besar dari
kepribadian bukanlah pengalaman masa kecil seperti yang dikemukakan Freud
melainkan tak sadar kolektif. Tak sadar kolektif adalah gudang ingatan laten yang
diwariskan oleh leluhur, baik leluhur dalam ujud manusia maupun leluhur
pramanusia/binatang. Isi dari tak sadar kolektif ini adalah arsetip. Pengabaian pada tak sadar kolektif berakibat
dapat merusak ego, karena tak sadar dapat membelokkan tingkah laku menjadi
menyimpang, seperti phobia, delusi, dan symptom gangguan psikologik.
Analisis teori Jung:
Pada contoh kasus diatas, G memiliki
arsetip “ gadis kampung”. Sejauh pengetahuaanya gadis kampung selalu dikaitkan
dengan frase jelek. G menganggap dirinya
jelek, tidak modis, gaptek, tak pantas berbicara bahkan berteman dengan
teman-teman sekolahnya. G yakin (sadar)
bahwa inferioritasnya ini akibat dari ia adalah anak desa, tidak berani
mengemukakan pendapat dan kemauannya, bahkan rasa suka yang ia milki pada cowok
idolanya hanya mampu ia salurkan lewat surat cinta tanpa pernah mengirimnya.
PSIKOLOGI
INDIVIDUAL (Alfred adler)
Kecemasan pada diri individu terjadi karena perasaan inferiority yang
tak teratasi.
Analisis kasus:
Pada contoh kasus diatas, G
mengalami inferiorita bahwa dirinya adlah gadis kampong yang jelek. Orang tak
diinginkan di kampusnya, dan selalu dim olok-olok. Sebenarnya G memiliki
perjuangan menjadi superiorita, namun ia berhenti sebelum tujuannya tercapai.
Akhirnya perasaan inferiornya semakin berkembang dan menjadikaan dia seorang
mahasiswa penyendiri tanpa teman.
Faktor lain adalah karena minat social yan
tidak berkembang. Penderita neurotic cendrung memasang tujuan yang terlalu
tingi, memakai gaya hidup yang kaku dan dogmatic, dan hidup dalam dunianya
sendiri.
Analisa kasus:
G adalah anak pertama dari 3
bersaudara. Adik pertamanya lahir ketika dia berusia 5 tahun, beruntun dua
tahun setelah kelahiran adik pertamnya, lahir adik keduanya. Orang tua G tidak
dapat membagi perhatian dan kasih saying secara dil p[ada ank-anakny. G selalu
yang mendpat tugas berat dan selalu mengalah karena alas an dialah kakak
tertua. Dalam hal ini G memiliki gaya hidup yang diabaikan. G mendendam orang lain,
tidak percaya dengan dirinya, tidak mampu bekerja sama untuk tujuan bersama. G
memandang teman kuliahnya sebagai negeri musuh, merasa terpisah dari semua
orang, dan akhirnya G memilih untuk menarik diri (withdrawl)dari lingkunagan. G
menikmati kesendiriannya.
PSIKOANALITIK
KONTEMPORER, (Erik H Erikson)
Kecemasan terjadi karena tidak
adanya kepercayaan dasar, kemudian menimbulkan frustasi dan rasa sakit yang
berakibat pada timbulnya kecemasan ketika individu itu dihadapkan pada
tegangan.
Analisa kasus:
Dalam teori erikson G masuk dalam
tahap adolesen. G mengalami patologis dalam hal penolakan (repudiation).
Sejak anak-anak G merasa diabaikan dan hal ini diperparah dengan penolakan
lingkungan teman kuliahnya di kampus sekarang. Akhirnya G memiliki sifat difiden
adalah keadaan ekstreim tidak percaya diri yang diekspresikan sebagi malu-malu
untuk mengekspresikan diri. G lebih memilih dunia kesendiriannya daripada
mencoba lagi untuk dapat diterima lingkungan.
KEPRIBADIAN MARXIAN, (Erich Fromm)
Kecemasan terjadi karena tidak tercapainya produktivitas pada individu,
hal ini menimbulkan kecemasan dan akhirnya penyerahan identitas pada orang lain
yang dinilai lebih berkuasa.
Analisa
kasus:
Dalam kasus di atas, G tidak mampu mengatasi perasaan kesendiriannya.
Dalam usia dewasa awalnya, G mengalami hidup sendiri tanpa teman.
PSIKOANALISI SOSIAL, (Karen Horney)
Horney menyatakan bahwa orang yang neurotic disebabkan
basic needs mereka yan tidak terpenuhi.
Analisa
kasus:
G
memiliki gambaran diri rendah.iamemendang dirinya tidak berharga, tidak menarik.
G menghina dirinya sendiri ketika dia di permalukandi depan
teman-teman kuliahnya. G tidak menyalahkan
temannya, ia justru mengatakan pada dirinya: “Mereka benar Aku orang kampung yang
tak punya kaca. Mana ada dalam sejarah orang kampung bisa pacaran dengan
pangeran idol semua wanita seperti dia? Dasar bodoh”. Dari tiga gaya
hubungan interpersonal Horney, G menggunakan gaya bergerak menjauh dari
orang lain. G mengganggap keterdekatan dengan teman-temannya adalah hal yang menyakitkan
dan membuatnya selalu gemetar. Akibatnya G menjadi kompuisif menjauhi orang
lain, memperoleh otonomi dan mengembangkan keterpisahan. G
mengembangkan dunianya sendiri dan menolak mengikuti orang
lain. G menilai tinggi kebebasan dan kecukupan diri dengan sering menyendiri.
PSIKIATRI INTERPERSONAL, (Harry Stack Sullivan)
Neurotik terjadi karena tidak
tereduksinya tension of need
seseorang. Ketegangan (tension) ini
memiliki dua bentuk yakni kebutuhan (needs) dan kecemasan (anxiety). Tidak
seimbangnya kebutuhan dalam diri seseorag atau ketidakseimbangan fisikokimia an
tara individu dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya tension. Kecemasan
memiliki sifat unik dibandingkan dengan tension lainnya. Kecemasan menghasilkan
tingkah laku orang yang dapat menghambat agar orang tidak belajar dari
kesalahannya, terus-menerus menginginkan rasa aman yang kekanak-kanakan, dan
membuat orang tidak belajar dari pengalamannya sendiri.teangan yang ada oleh
individu dapat ditransformasikan menjadi tingkah laku terbuka maupun tingkah
laku tertutup.
Sullivan berpendapat bahwa semua
gangguan mental berasal dari cacat hubungan interpersonal dan hanya dapat
dipahami dari referensi lingkungan sosial orag itu.
Analisa kasus:
Dalam kasus diatas, G memilih dunia kesendiriannya.
Ini berarti juga G mengalami cacat interpersonal,karena dia tidak tidak
menjalani hubungan sosialdengan orang lain.
Contoh singkatnya 1 paragraf?
BalasHapus