Ø
Hierarki Kebutuhan Maslow
1.
Kebutuhan Fisiologis (Psysiological needs)
merupakan kebutuhan homeostatik seperti makan, minum, serta kebutuhan istirahat. Setiap
manusia pasti mengalami dan memenuhi kebutuhan fisiologisnya termasuk juga
dengan bapak Habibie dan ibu Ainun. B.J. Habibie bekerja tidak hanya pada satu
pekerjaan saja melainkan bekerja di banyak tempat seperti di perusahaan kereta
api di Talbot, asisten Prof. Ebner, dan di perusahaan pesawat MBB untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama isterinya.
2.
Kebutuhan Kemanan
( Safety needs)
merupakan kebutuhan keamanan, bebas dari rasa takut
dan cemas. Habibie dan ibu Ainun mendaftarkan dirinya di sebuah asuransi di
Jerman agar memiliki jaminan hidup. Adapun bebas dari rasa takut dan cemas
dicerminkan dari sikap Bapak Habibie yang berpikir positif mengenai keluarganya
yang dikumpulkan bersama saat reformasi tahun 1998 dengan alasan keamanan.
3.
Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belongingness needs)
merupakan kebutuhan kasih sayang, keluarga, sejawat,
pasangan, anak, dan menjadi bagian kelompok masyarakat. Setiap manusia memiliki
perasaan untuk di cintai dan mencintai, begitu juga dengan Habibie dan Ainun. Mulai
timbul debar cinta di hati Habibi saat berpandang mata dengan Ainun di rumah
keluarga Besari. “Gula jawa sudah berubah menjadi gula pasir”, kata Habibi pada
Ainun. Meskipun teman-teman Habibie banyak yang meledek beliau, akan tetapi
dengan tekad yang kuat akhirnya Habibie bisa menikahi Ainun dan memiliki dua
putra.
Sering wajah dan
mata kami menyampaikan perasaan dan informasi yang dibutuhkan tanpa berbicara.
telepati antara kami terus berkembang kualitasnya. Ainun adalah “lucky angel” dan saya “lucky man”, demikian hubungan kami
karena cinta yang murni, suci, sempurna dan abadi telah menjadikan kami
menyatu. (hal 120 paragraf 5)
Ainun dan saya
makin dekat, makin menyatu, makin manunggal jiwa, batin dan nurani kami,
sepanjang masa dimanapun kami berada. (Hal 131 paragraf 6).
Kami saling
mengilhami, dimana ada Ainun disitu ada saya dan dimana ada saya, disitu ada
Ainun. Bukan saja teknologi yang menghubungkan kami, tetapi lebih dari itu
“getaran jiwa”. kami selalu menghubungi kami dimanapun kami berada (hal 133
Paragraf 1).
4.
Kebutuhan Harga Diri (Esteem needs)
merupakan kebutuhan penguasaan, kompetensi,
kepercayaan diri, kemandirian, penghargaan dari orang lain, kehormatan dan
apresiasi. Salah satu kebutuhan harga diri yang ada didalam diri Habibie adalah
kepercayaan diri serta kemandirian. Habibie termasuk orang yang memiliki
kepercayaan diri tinggi. Saat teman-temannya mengatakan bahwa beliau tidak pantas
dengan Ainun, Habibie tetap percaya bahwa jika dirinya dan Ainun berjodoh
insyaallah akan dipersatukan. Habibie dan Ainun juga mandiri saat mengarungi
kehidupan rumah tangganya di Jerman. Habibie bekerja tidak dihanya satu tempat
sedangkan Ainun menjahit sendiri pakaian yang akan dipakai anaknya kelak dan
melakukan pekerjaan rumah lainnya tanpa adanya bantuan dari pembantu.
5.
Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self actualization needs)
merupakan kebutuhan untuk memperoleh kepuasan dengan
dirinya sendiri, untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja
yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai
puncak prestasi potensinya. Kreativitas Habibie dapat terlihat dari kemampuan
beliau merancang kereta api dan pesawat terbang. Beliau memenangkan sebuah
tender saat melakukan penelitian penyebab jatuhnya pesawat tempur Starfighter F-104 G. Menurut beliau, penyebabnya karena akumulasi kerusakan
yang terjadi di sayap F-204 G. Untuk mengatasi hal tersebut, beliau menggunakan
metode perhitungan kecepatan suatu retakan berjalan pada bahan yang
elastoplastik. Disamping itu, beliau juga melakukan riset tentang pemanfaatan
serat karbon sebagai cikal bakal pembuatan sirip pesawat “Airbus”.
Meskipun keadaan perekonomiannya di Jerman sulit,
beliau tetap bisa mencari penyelesaian dengan melamar kerja di berbagai tempat.
Habibie yakin bahwa dengan kemampuannya selama ini, beliau dapat meningkatkan
keadaan perekonomian keluarganya. Banyak prestasi dan penghargaan yang diraih
oleh Habibie, baik dari dalam maupun luar negeri. Habibie mendapat penghargaan
medali emas Edward Warner Award karena telah berjasa di dunia penerbangan pada
tanggal 7 Desember 1994 pukul 10.00 pagi di pusat ICCAO di Montreal, Kanada.
Selain itu, Habibie bersama Ainun proaktif ikut dalam
kabinet pembangunan ke III. Ainun juga ikut berkarya dalam organisasi sosial.
Habibie juga merintis sekaligus menjadi ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-
Indonesia, IIFTIHAR (Internasional Islamic
Forum for Sience, Technology, and Human Resource Development), dan The Habibie
Center.. Habibie juga berhasil membuat pesawat terbang pertama kali di
Indonesia Airshow 1996 dengan pemunculan dan terbang perdana pesawat N-250
Gatotkoco. Dalam dunia politik, Habibie ikut dalam kabinet pembangunan
VII, wakil presiden, hingga menjadi
presiden.
Rogers
A.
Struktur
Kepribadian
1. Organism
a.
Makhluk
hidup: organisme adalah
makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologiknya. Hal demikian juga
dimiliki oleh Habibie dan Ainun, keduanya adalah makhluk hidup yang memiliki
kondisi fisiologis dan psikologis yang cukup baik.
b.
Realitas
subyektif: Organisme
menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya sendiri. Dalam segala hal
Habibie selalu mengambil keputusan sesuai dengan apa yang dialami dan difikirkan
sendiri tanpa memperdulikan pendapat dari orang lain.
c.
Holisme: Organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga
perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Seperti yang terjadi
pada keluarga Habibie, setiap kali Habibie mengambil suatu keputusan maka
seluruh keluarga akan mengikuti beliau. Saat Habibie memutuskan untuk kembali
Indonesia, maka istri dan anaknya ikut kembali ke Indonesia, dan anak-anaknya
harus pindah sekolah.
2. Medan
Fenomena
adalah “frame
of reference” dari individu yang hanya dapat diketahui oleh orang itu
sendiri. Medan fenomena ini dapat dilihat dalam diri Habibie yaitu ketika Beliau akan mendekati Ainun. Orang-orang
disekitar Habibie banyak yang meremehkan Habibie, namun Beliau tetap teguh pada
pendiriannya.
Pendapat orang lain:
“Rudi, kamu mau jadikan Ainun pacarmu? kamu
harus tahu diri! kamu sadar Ainun itu siapa? saingannmu anggota keluarga
terkemuka di Indonesia, berpendidikan lebih tinggi dari kamu, kaya, ganteng,
dan lebih besar dari kamu! kamu siapa? sepeda motor saja kamu tidak miliki.
paling banter naik becak, harus realistis! ajangan berkhayal dan mimpi.”
Pendapat diri sendiri (Habibie)
“Terimakasih atas pandangan dan pendapat
kalian. saya percaya bahwa takdir seseorang ditentukan oleh Allah SWT. Jikalau
memang Ainun ditakdirikan untuk saya, dan saya untuk ainun, maka apapun kalian
katakan, Ainun insyaallah akan menjadi istri saya. dan saya menjadi suami
Ainun. Lihat saja nanti!”
3. Self
merupakan konsep menyeluruh yang ajeg, tersusun dari
persepsi mengenai subjek dan dengan orang lain mengenai berbagai aspek
kehidupan dan nilai-nilai yang terlibat pada persepsi itu. Konsep self yang ada
pada Ainun terlihat pada kutipan beliau,
“karena kita dua-dua nya sama kecil dan sama-sama
paling muda di kelas masing-masing, kita selalu dijodoh-jodohkan oleh para
guru.”
Sedangkan konsep self yang ada pada Habibie terlihat
pada kutipan beliau,
“… karena keunggulannya dalam ilmu pasti dan demikian
pula halnya dengan saya”
Dari kedua hal tersebut dapat diketahui bahwa Habibie
merasa bahwa beliau dan Ainun sama-sama pintar dalam bidang ilmu eksata,
sehingga apabila menjadi suami istri, keturunan mereka menjadi pintar.
B.
Dinamika
Kepribadian
1. Penerimaan
Positif
Merupakan kebutuhan agar diterima baik,
dicintai dan diakui lingkungan. Dengan kepandaian yang dimiliki oleh Habibie,
maka secara tidak langsung Habibie bisa diterima dan dicintai oleh lingkungan
dan orang-orang disekitarnya.
2. Konsistensi
dan Saling Suai Self
Organisme berfungsi untuk memelihara
konsistensi (keadaan tanpa konflik) dari persepsi diri, dan kongruen (saling
suai) antara persepsi self dengan pengalaman.
Keadaan saling suai digambarkan dalam diri
Habibie dengan penerimaan dirinya tidak mencalonkan diri kembali menjadi
presiden dan memilih mendirikan The Habibie center. Demikian kata beliau:
“Saya tidak menyadari, bahwa pembicaraan
singkat di saat makan siang tersebut mempunyai arti bagi saya dalam menentukan
apa yang harus saya lakukan bagi bangsa saya dalam proses demokratisasi. Memang
terispiasi oleh presiden Charter Center. Oleh karena itulah begitu saya
memutuskam utntuk tidak mau dicalonkan lagi sebagi presiden, maka saya
berketetapan hati untuk mendirikan suatu lembaga non-profit dan non-politic,
yang berkhidmad dalam mendorong dan bersama kekuatan bangsa lain mengawal
proses demokratisasi bangsa, dan lembaga itu kemudian saya namakan The Habibie center”.
0 komentar:
Posting Komentar