:::: MENU ::::
  • Filosofi Tea

  • Diri Baru di Tahun yang baru (Sebuah refleksi akhir tahun)

  • Harga Diri, depresi hingga akhiri hidup dengan bunuh diri

Rabu, 26 September 2012




Ø  Hierarki Kebutuhan Maslow

1.      Kebutuhan Fisiologis (Psysiological needs)

merupakan kebutuhan homeostatik seperti makan, minum, serta kebutuhan istirahat. Setiap manusia pasti mengalami dan memenuhi kebutuhan fisiologisnya termasuk juga dengan bapak Habibie dan ibu Ainun. B.J. Habibie bekerja tidak hanya pada satu pekerjaan saja melainkan bekerja di banyak tempat seperti di perusahaan kereta api di Talbot, asisten Prof. Ebner, dan di perusahaan pesawat MBB untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama isterinya.



2.      Kebutuhan Kemanan ( Safety needs)

merupakan kebutuhan keamanan, bebas dari rasa takut dan cemas. Habibie dan ibu Ainun mendaftarkan dirinya di sebuah asuransi di Jerman agar memiliki jaminan hidup. Adapun bebas dari rasa takut dan cemas dicerminkan dari sikap Bapak Habibie yang berpikir positif mengenai keluarganya yang dikumpulkan bersama saat reformasi tahun 1998 dengan alasan keamanan.



3.      Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belongingness needs)

merupakan kebutuhan kasih sayang, keluarga, sejawat, pasangan, anak, dan menjadi bagian kelompok masyarakat. Setiap manusia memiliki perasaan untuk di cintai dan mencintai, begitu juga dengan Habibie dan Ainun. Mulai timbul debar cinta di hati Habibi saat berpandang mata dengan Ainun di rumah keluarga Besari. “Gula jawa sudah berubah menjadi gula pasir”, kata Habibi pada Ainun. Meskipun teman-teman Habibie banyak yang meledek beliau, akan tetapi dengan tekad yang kuat akhirnya Habibie bisa menikahi Ainun dan memiliki dua putra.

Sering wajah dan mata kami menyampaikan perasaan dan informasi yang dibutuhkan tanpa berbicara. telepati antara kami terus berkembang kualitasnya. Ainun adalah “lucky angel” dan saya “lucky man”, demikian hubungan kami karena cinta yang murni, suci, sempurna dan abadi telah menjadikan kami menyatu. (hal 120 paragraf 5)

Ainun dan saya makin dekat, makin menyatu, makin manunggal jiwa, batin dan nurani kami, sepanjang masa dimanapun kami berada. (Hal 131 paragraf 6).

Kami saling mengilhami, dimana ada Ainun disitu ada saya dan dimana ada saya, disitu ada Ainun. Bukan saja teknologi yang menghubungkan kami, tetapi lebih dari itu “getaran jiwa”. kami selalu menghubungi kami dimanapun kami berada (hal 133 Paragraf 1).





4.        Kebutuhan Harga Diri (Esteem needs)

merupakan kebutuhan penguasaan, kompetensi, kepercayaan diri, kemandirian, penghargaan dari orang lain, kehormatan dan apresiasi. Salah satu kebutuhan harga diri yang ada didalam diri Habibie adalah kepercayaan diri serta kemandirian. Habibie termasuk orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi. Saat teman-temannya mengatakan bahwa beliau tidak pantas dengan Ainun, Habibie tetap percaya bahwa jika dirinya dan Ainun berjodoh insyaallah akan dipersatukan. Habibie dan Ainun juga mandiri saat mengarungi kehidupan rumah tangganya di Jerman. Habibie bekerja tidak dihanya satu tempat sedangkan Ainun menjahit sendiri pakaian yang akan dipakai anaknya kelak dan melakukan pekerjaan rumah lainnya tanpa adanya bantuan dari pembantu.



5.      Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self actualization needs)

merupakan kebutuhan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri, untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Kreativitas Habibie dapat terlihat dari kemampuan beliau merancang kereta api dan pesawat terbang. Beliau memenangkan sebuah tender saat melakukan penelitian penyebab jatuhnya pesawat tempur Starfighter F-104 G. Menurut beliau, penyebabnya karena akumulasi kerusakan yang terjadi di sayap F-204 G. Untuk mengatasi hal tersebut, beliau menggunakan metode perhitungan kecepatan suatu retakan berjalan pada bahan yang elastoplastik. Disamping itu, beliau juga melakukan riset tentang pemanfaatan serat karbon sebagai cikal bakal pembuatan sirip pesawat “Airbus”.

Meskipun keadaan perekonomiannya di Jerman sulit, beliau tetap bisa mencari penyelesaian dengan melamar kerja di berbagai tempat. Habibie yakin bahwa dengan kemampuannya selama ini, beliau dapat meningkatkan keadaan perekonomian keluarganya. Banyak prestasi dan penghargaan yang diraih oleh Habibie, baik dari dalam maupun luar negeri. Habibie mendapat penghargaan medali emas Edward Warner Award karena telah berjasa di dunia penerbangan pada tanggal 7 Desember 1994 pukul 10.00 pagi di pusat ICCAO di Montreal, Kanada.

Selain itu, Habibie bersama Ainun proaktif ikut dalam kabinet pembangunan ke III. Ainun juga ikut berkarya dalam organisasi sosial. Habibie juga merintis sekaligus menjadi ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se- Indonesia,  IIFTIHAR (Internasional Islamic Forum for Sience, Technology, and Human Resource Development), dan The Habibie Center.. Habibie juga berhasil membuat pesawat terbang pertama kali di Indonesia Airshow 1996 dengan pemunculan dan terbang perdana pesawat N-250 Gatotkoco. Dalam dunia politik, Habibie ikut dalam kabinet pembangunan VII,  wakil presiden, hingga menjadi presiden.



Rogers

A.     Struktur Kepribadian

1.    Organism

a.    Makhluk hidup: organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologiknya. Hal demikian juga dimiliki oleh Habibie dan Ainun, keduanya adalah makhluk hidup yang memiliki kondisi fisiologis dan psikologis yang cukup baik.

b.    Realitas subyektif: Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya sendiri. Dalam segala hal Habibie selalu mengambil keputusan sesuai dengan apa yang dialami dan difikirkan sendiri tanpa memperdulikan pendapat dari orang lain.

c.    Holisme: Organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Seperti yang terjadi pada keluarga Habibie, setiap kali Habibie mengambil suatu keputusan maka seluruh keluarga akan mengikuti beliau. Saat Habibie memutuskan untuk kembali Indonesia, maka istri dan anaknya ikut kembali ke Indonesia, dan anak-anaknya harus pindah sekolah.



2.    Medan Fenomena

    adalah “frame of reference” dari individu yang hanya dapat diketahui oleh orang itu sendiri. Medan fenomena ini dapat dilihat dalam diri Habibie  yaitu ketika Beliau akan mendekati Ainun. Orang-orang disekitar Habibie banyak yang meremehkan Habibie, namun Beliau tetap teguh pada pendiriannya.

     Pendapat orang lain:

   “Rudi, kamu mau jadikan Ainun pacarmu? kamu harus tahu diri! kamu sadar Ainun itu siapa? saingannmu anggota keluarga terkemuka di Indonesia, berpendidikan lebih tinggi dari kamu, kaya, ganteng, dan lebih besar dari kamu! kamu siapa? sepeda motor saja kamu tidak miliki. paling banter naik becak, harus realistis! ajangan berkhayal dan mimpi.”



     Pendapat diri sendiri (Habibie)

    “Terimakasih atas pandangan dan pendapat kalian. saya percaya bahwa takdir seseorang ditentukan oleh Allah SWT. Jikalau memang Ainun ditakdirikan untuk saya, dan saya untuk ainun, maka apapun kalian katakan, Ainun insyaallah akan menjadi istri saya. dan saya menjadi suami Ainun. Lihat saja nanti!”







3.    Self

merupakan konsep menyeluruh yang ajeg, tersusun dari persepsi mengenai subjek dan dengan orang lain mengenai berbagai aspek kehidupan dan nilai-nilai yang terlibat pada persepsi itu. Konsep self yang ada pada Ainun terlihat pada kutipan beliau,

“karena kita dua-dua nya sama kecil dan sama-sama paling muda di kelas masing-masing, kita selalu dijodoh-jodohkan oleh para guru.”

Sedangkan konsep self yang ada pada Habibie terlihat pada kutipan beliau,

“… karena keunggulannya dalam ilmu pasti dan demikian pula halnya dengan saya”

Dari kedua hal tersebut dapat diketahui bahwa Habibie merasa bahwa beliau dan Ainun sama-sama pintar dalam bidang ilmu eksata, sehingga apabila menjadi suami istri, keturunan mereka menjadi pintar.



B.       Dinamika Kepribadian

1.    Penerimaan Positif

     Merupakan kebutuhan agar diterima baik, dicintai dan diakui lingkungan. Dengan kepandaian yang dimiliki oleh Habibie, maka secara tidak langsung Habibie bisa diterima dan dicintai oleh lingkungan dan orang-orang disekitarnya.



2.    Konsistensi dan Saling Suai Self

    Organisme berfungsi untuk memelihara konsistensi (keadaan tanpa konflik) dari persepsi diri, dan kongruen (saling suai) antara persepsi self dengan pengalaman.

     Keadaan saling suai digambarkan dalam diri Habibie dengan penerimaan dirinya tidak mencalonkan diri kembali menjadi presiden dan memilih mendirikan The Habibie center. Demikian kata beliau:

    “Saya tidak menyadari, bahwa pembicaraan singkat di saat makan siang tersebut mempunyai arti bagi saya dalam menentukan apa yang harus saya lakukan bagi bangsa saya dalam proses demokratisasi. Memang terispiasi oleh presiden Charter Center. Oleh karena itulah begitu saya memutuskam utntuk tidak mau dicalonkan lagi sebagi presiden, maka saya berketetapan hati untuk mendirikan suatu lembaga non-profit dan non-politic, yang berkhidmad dalam mendorong dan bersama kekuatan bangsa lain mengawal proses demokratisasi bangsa, dan lembaga itu kemudian saya namakan The Habibie center”.

0 komentar:

Posting Komentar

A call-to-action text Contact us