:::: MENU ::::
  • Filosofi Tea

  • Diri Baru di Tahun yang baru (Sebuah refleksi akhir tahun)

  • Harga Diri, depresi hingga akhiri hidup dengan bunuh diri

Selasa, 26 Desember 2017


Lokasi dan Akses Menuju Candi Cetho 
Secara administratif Candi Cetho terletak di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kompleks Candi Cetho terletak di lereng gunung Lawu, dari jalur Solo-Karanganyar-Tawangmangu kamu akan mendapati plang ke arah kiri, cukup mengikuti plang penunjuk arah kamu akan melewati hamparan perkebunan teh sebelum sampai di kompleks Candi Cetho. 
  
Berhubung tidak ada tidak ada angkutan umum yang melayani trayek hingga kompleks candi, maka lebih baik kamu membawa kendaraan sendiri. Jika menggunakan motor, sangat disarankan untuk tidak menggunakan motor bermesin lemah, karena itu pasti akan mengganggu perjalanan. Rute mendaki yang akan dilalui cukup terjal, jadi mesti menggunakan motor bertenaga kuat agar bisa melalui tanjakan-tanjakan terjal menuju Candi Cetho. 

https://aanprihandaya.com/tag/candi-cetho-karanganyar/

Lokasi candi ini berada di atas Kebun Teh Kemuning 
Seperti yang sudah disinggung di atas, lokasi Candi Cetho berada persis di atas kawasan Perkebunan Teh Kemuning yang luas dan hijau. Perjalanan kita akan melewati kawasan perkebunan tersebut yang tentu saja menyajikan pemandangan yang tak membosankan. Dari kompleks candi, kita masih bisa menyaksikan pemandangan perkebunan teh. Pemandangan justru terlihat lebih keren. 

Masih Aktif digunakan hingga sekarang 
Pada hari Nyepi, umat Hindu di Karanganyar memilih melakukan tapa brata penyepian di area candi. Sama seperti tempat-tempat peribadatan agama lain, candi ceto sangat disucikan oleh umat Hindu.  

Tiap enam bulan, pada hari Selasa Kliwon, di halaman punden digelar satu ritus suci upacara Madasiya. Ritual yang sesajiannya berupa nasi tumpeng, buah, bunga, air, dan dupa. Ritual ini merupakan upacara ungkapan terima kasih warga Desa Cetho dan sekitarnya, karena Kerincing Wesi (penunggu kawasan Cetho yang bersemayam di rumah kayu beratapkan ijuk pada teras ke V) menjaga dan memberi perlindungan serta keselamatan bagi kawasan Cetho. 

Umat Hindu dari berbagai berbagai daerah juga kerap datang untuk merayakan hari besar keagamaan. Sebut saja misalnya, setiap malam Jumat Kliwon, orang-orang berduyun-duyun ke candi ini untuk mengantarkan sesaji, sekaligus menjalankan ritual tapa brata atau semedi. 


Pengunjung wajib mengenakan kain poleng 
Beberapa tempat wisata di Bali (terutama kawasan tempat ibadah) mewajibkan wisatawan untuk mengenakan kain poleng. Yakni kain belang mirip sarung yang dikenakan pada pinggangCorak kain kotak-kotak hitam putih itu merupakan simbol Rwa Bhineda yang melambankan keseimbangan alam, ada hitam, ada putih, ada benar ada tidak benar, ada bersih ada kotor. Setelah membayar tiket masuk, pihak pengelola akan memasang kain tersebut kepada setiap pengunjung yang akan masuk ke kompleks candi. 

http://www.cumilebay.com/2012/06/candi-cetho.html
Susunan Candi Cetho 
Candi tempat pemujaan umat Hindu ini terdiri atas beberapa blok bangunan berupa teras berundak. Masing-masing dihubungkan dengan tangga dan pintu gerbang. Ada 13 blok yang tersusun dari barat ke timur, makin ke belakang kian tinggi dan dianggap paling suci. Menurut cerita, ini sebagai penggambaran bahwa jalan menuju nirwana atau surga makin lama makin kecil. Secara filosofis posisi tempat suci seperti ini juga menyiratkan keyakinan bahwa gunung adalah suci, tempat arwah nenek moyang berdiam. 

http://kepogakpopo.blogspot.co.id/2017/02/sejarah-candi-cetho.html
Begitu sampai di puncak, kita disuguhi bangunan kubus seperti trapesium. Di sinilah orang banyak melakukan ritual semedi. Secara keseluruhan, arsitektur Candi Ceto ini mengingatkan pada kebudayaan Maya dan Aztec kuno di Amerika Tengah.  

Mitos tentang Kesuburan dan Keperkasaan 
http://kepogakpopo.blogspot.co.id/2017/02/sejarah-candi-cetho.html
Daya tarik utama candi ini sebenarnya adalah patungnya yang unik, terutama patung kelamin pria (phallus), seperti halnya di Candi Sukuh. Phallus ukuran raksasa terdapat di depan tangga masuk teras VIII Candi Ceto. Tatanan batu berbentuk segitiga sama sisi (305 sentimeter) terhampar di tanah. Pada ujung atas segitiga itu tergeletak batu bulat panjang (184 sentimeter) yang mengarah ke barat, berbentuk kelamin pria dengan tiga bulatan di ujungnya. 
 
http://www.imgrum.org/tag/kuntobimo
Patung kelamin pria (meski ukurannya jauh lebih kecil) juga terdapat di teras XIII atau teras teratas. Patung ini berada di bawah naungan bangunan kayu beratap ijuk yang dibangun Soedjono pada 1978. Para pengunjung candi ini sering meletakkan sesaji dan dupa di patung phallus. Konon mitosnya lelaki yang menyentuh patung ini akan mendapatkan keperkasaan. 

Satu komples dengan wisata lain 

Sebelum mencapai tingkat tertinggi terdapat jalan menuju Puri Saraswati dan Candi Kethek. Di Puri Saraswati ini ada semacam larangan bagi perempuan yang sedang menstruasi memasuki puri. Pada area puri saraswatipengunjung akan mendapati patung dewi saraswati yang dikelilingi kolam dan di sebelah kiri patung terdapat rumah kayu dan sendang. 


Candi kethek berada di puncak lain dekat puri saraswati. Jalan menuju kesana adalah jalan setapak dengan pemandangan hutan hijau, tebing berbatu dan sungai kecil di sebelah kiri jalan. Perjalanan menuju candi kethek dapat ditempuh sekitar 20 menit dari puri saraswati.  
Menjadi salah satu jalur pendakian Gunung Lawu 
Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu adalah dua jalur pendakian resmi Gunung Lawu yang paling sering digunakan para pendaki. Belakangan, ada satu jalur lagi yang namanya mulai dikenal banyak pendaki. Yakni via Candi Cetho. 

Namun, jalur ini sangat panjang dan melelahkan. Jalur Cetho merupakan jalur terpanjang di antara jalur-jalur lain di Gunung Lawu. Butuh waktu minimal sekitar 10 jam dari titik awal pendakian menuju puncak. Bandingkan dengan jalur Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu yang rata-rata “hanyamembutuhkan waktu sekitar 6 jam. 

Aktivitas Yang Bisa Dilakukan di Candi Cetho 
  • Wisata Budaya, Sejarah dan Religi Meski berada di atas lereng gunung Lawu, candi ini masih digunakan sebagai tempat sembahyang para umat Hindu Jawa. Saat berkunjung ke Candi ini kamu bisa melihat kisah-kisah leluhur nusantara yang menaklukkan seorang Sumeria seperti yang tergampar pada patung berperawakan Sumeria di komplek Candi. Jika ingin mendapatkan kisah menarik seputar Candi Cetho, kamu bisa bertanya kepada penggelola kawasan Candi ini.

  • Candi Cetho Sunset 
  • https://www.harianpost.co.id/25807/candi-cetho-di-karanganyar-spot-eksotis-untuk-menikmati-indahnya-sunset/
    Buat kamu yang merasa penikmat senja, kamu wajib menikmati sunset dari atas kompleks Candi Cetho. Sinar mentari yang turun menyelip dari celah gerbang Candi menjadikan pemandangan yang indah. Semburat jingga tergantikan oleh gelapnya malam dan sesekali aroma dupa tercium membuat suasana mistis. Jika kamu beruntung samar-samar gunung Merapi dan gunung Merbabu memperlihatkan kegagahannya.  
  • Memetik Pucuk Teh Komplek Candi Cetho berada di sekitar perkebunan teh lereng gunung Lawu. Setelah puas menikmati kisah-kisah menarik dari relief candi, kamu bisa berbaur bersama para petani perkebunan teh Ngargoyoso. Kamu juga bisa merasakan teh Kemuning di Rumah Teh Ndoro Dongker, menikmati sejuknya udara perkebunan sambil menyeruput hanyatnya teh. 
  • Hunting Foto Keindahan panorama perbukitan lereng gunung Lawu sayang jika dilewatkan, kamu bisa mengabadikan momen ini bersama teman atau pasangan. Berfoto dicelah hamparan kebun teh dengan latar belakang perbukitan lereng Lawu akan menjadi pengalaman tersendiri. 
 Harga Tiket Candi Cetho
  • Tiket masuk: Rp 7.000 
  • Parkir motor: Rp 2.000 
  • Parkir mobil: Rp 5.000 
  • Tiket masuk Puri Saraswati + Candi Kethek: Rp5.000,00 


4 komentar:

  1. Cara turunkan kolesterol dengan ramuan mudah dan alami https://www.youtube.com/watch?v=cygQs5J2HGw

    BalasHapus
  2. Ramuan menurunkan kolesterol dan tensi tekanan darah https://www.youtube.com/watch?v=MEp0c0UE0lc

    BalasHapus
  3. Ajian mantra pelet sangat ampuh https://www.youtube.com/watch?v=nUGllwFGeIE

    BalasHapus

A call-to-action text Contact us