Ø
Kelebihan dan Kekurangan Buku
a.
Kelebihan
Buku
-
Buku
tersebut diceritakan melalui dua sudut pandang, yakni Ainun dan Habibiee. Hal
tersebut membuat pembaca bisa mengetahui sudut pandang kedua orang tersebut
dalam satu situasi yang sama.
-
Beberapa
pendapat, ide, dan perasaan Ainun dalam buku tersebut diceritakan berdasarkan
penuturan yang dikutip dalam buku karangan Ainun sendiri.
-
Banyak
pelajaran yang bisa diambil dari tulisan perjalanan hidup pak Habibiee dan
Ainun, baik tentang cinta, religiusitas, keluarga, pentingnya pendidikan, cinta
tanah air, politik, dan sejarah.
b.
Kekurangan
Buku
-
Bahasa
yang digunakan penulis terlalu kaku sehingga pembaca sukar menghayati cerita.
-
Terlalu
banyak konsep dan istilah yang mekanik dan matematis, terutama saat menjelaskan
proyek pembuatan pesawat atau gerbong. Penjelasan yang terlalu detail tersebut
membuat pembaca kurang tertarik dan cepat bosan.
-
Pilihan
kata kurang bervariasi dan ada beberapa istilah yang diulang-ulang.
Ø
Kondisi Sulit atau Hal-hal yang Berpotensi Mengganggu
Mental
-
Ayah
Habibie meninggal saat ia berusia 14 tahun sehingga Habibie diasuh oleh orang
tua tunggal, yakni ibunya.
-
Habibie
dilecehkan beberapa temannya saat beliau mulai mendekati Ainun. Bahkan setelah
menikah pun, banyak teman sejawat Ainun (dokter) yang memandang Habibie dengan
sebelah mata.
-
Keluarga
besar Ainun adalah keluarga yang lebih terpandang dibandingkan keluarga Habibie.
-
Setelah
menikah, Ainun dan Habibie tinggal di Jerman selama kurang lebih 6 tahun. Di
sana, mereka mengalami banyak kendala, mulai dari masalah finansial, perasaan
kesepian karena jauh dari keluarga, serta harus melakukan segala sesuatu secara
mandiri.
-
Habibie
harus bekerja keras untuk menyambung hidup. Beliau bekerja mulai pagi sampai
larut malam, sehingga waktunya banyak tersita untuk pekerjaan. Ditambah lagi,
beliau harus menyelesaikan penelitian pendidikan S2 dan S3 nya.
-
Habibie
sering dihadapkan dengan permasalahan dalam pengambilan keputusan di tempat
kerjanya (memilih pekerjaan, menerima/menolak tawaran tender, dan promosi
jabatan).
-
Tantangan
ketika Habibie harus menjadi wakil presiden dan presiden republik Indonesia.
-
Ainun,
istri Habibie bimbang saat memilih menjadi ibu rumah tangga, mengurus
anak-anaknya ataukah menjadi dokter lagi untuk membantu mencari tambahan biaya
hidup.
-
Teman
sejawat Ainun, yakni dokter-dokter ahli adalah orang-orang intelek yang sempat membuat
Habibie cukup minder.
-
Ainun
selalu mendampingi kemanapun Habibie pergi, sehingga ia sering meninggalkan
anak-anaknya di rumah.
-
Ainun
mulai sakit-sakitan (sakit paru-paru, jantung, dan kanker ovarium stadium
akhir) sehingga harus berobat ke Indonesia, Jerman, Amerika dan Brazil.
-
Ainun,
istri yang sangat dicintai sekaligus motivator utama dalam kehidupan Habibie
telah meninggal, setelah genap menemani beliau selama 48 tahun 10 hari.
Ø
Kondisi Lingkungan
-
Kondisi
lingkungan keluarga besar Habibie adalah keluarga yang intelek dan kental nuansa
agamis. Dalam keluarga tersebut selalu ditanamkan nilai-nilai moral, kerja
keras, dan semangat pantang menyerah.
-
Kondisi
lingkungan keluarga besar Besari (Ainun) adalah keluarga yang berbasis pendidikan
dan terpandang. Pak Besari (ayah Ainun) adalah seorang dosen, sedangkan Ainun
sendiri adalah seorang dokter anak.
-
Kondisi
lingkungan keluarga Habibie dan Ainun setelah menikah berbeda dengan kehidupan
keluarga besar mereka masing-masing di Indonesia. Hal tersebut bisa dilihat
dari budaya, sosial dan kebiasaan yang ada di Jerman. Selama di Jerman, Ainun
dan Habibie dituntut untuk menggunakan waktu sebaik mungkin. Hidup mereka pun
lebih mandiri karena jauh dari keluarga besar masing-masing. Sebagian besar
waktu digunakan Habibie untuk bekerja dan menyelesaikan studinya, sedangkan
Ainun mengurus rumah tangganya.
-
Ainun
dan Habibie selama di Jerman tinggal di apartemen yang semua penghuninya
mayoritas adalah teknisi pesawat dan
gerbong kereta.
Ø
Kesimpulan
Dalam mengambil segala keputusan, Habibie selalu
berdiskusi dan bermusyawarah dengan Ainun. Mereka berdua selalu
mempertimbangkan baik dan buruknya konsekuensi yang akan diambil serta saling
memberikan dukungan ketika banyak permasalahan yang dihadapi. Disamping itu,
keduanya saling mengerti dan memahami tugas masing-masing, tanpa mengeluh. Bahkan,
tanpa berkomunikasi pun mereka berdua bisa saling mengerti kebutuhan
masing-masing.
Habibie sangat profesional
dan teliti dalam bekerja. Beliau berusaha sebaik mungkin membagi waktu antara
bekerja, keluarga dan kapan harus berbakti pada negeri. Saat akan menjabat
sebagai wakil presiden maupun sebagai presiden, Habibie melakukan musyawarah
dengan keluarga besarnya. Beliau meminta saran dan mempertimbangkan semua
kemungkinan sebelum mengambil keputusan yang besar tersebut.
Ketika Ainun sakit keras, Habibie selalu setia menemani
Ainun, bahkan tidur pun tetap di satu atap. Habibie membawa Ainun berobat ke
berbagai negara yang dinilai mampu menyembuhkan istrinya tersebut. Hingga pada Ainun
harus berpulang ke Rahmatullah, Habibie tidak pernah merasa kehilangan sosok
Ainun. Bagi Habibie — Ainun adalah jiwa manunggalnya.
0 komentar:
Posting Komentar