:::: MENU ::::
  • Filosofi Tea

  • Diri Baru di Tahun yang baru (Sebuah refleksi akhir tahun)

  • Harga Diri, depresi hingga akhiri hidup dengan bunuh diri

Selasa, 25 September 2012




Ø  Kelebihan dan Kekurangan Buku

a.       Kelebihan Buku

-          Buku tersebut diceritakan melalui dua sudut pandang, yakni Ainun dan Habibiee. Hal tersebut membuat pembaca bisa mengetahui sudut pandang kedua orang tersebut dalam satu situasi yang sama.

-          Beberapa pendapat, ide, dan perasaan Ainun dalam buku tersebut diceritakan berdasarkan penuturan yang dikutip dalam buku karangan Ainun sendiri.

-          Banyak pelajaran yang bisa diambil dari tulisan perjalanan hidup pak Habibiee dan Ainun, baik tentang cinta, religiusitas, keluarga, pentingnya pendidikan, cinta tanah air, politik, dan sejarah.

b.      Kekurangan Buku

-          Bahasa yang digunakan penulis terlalu kaku sehingga pembaca sukar menghayati cerita.

-          Terlalu banyak konsep dan istilah yang mekanik dan matematis, terutama saat menjelaskan proyek pembuatan pesawat atau gerbong. Penjelasan yang terlalu detail tersebut membuat pembaca kurang tertarik dan cepat bosan.

-          Pilihan kata kurang bervariasi dan ada beberapa istilah yang diulang-ulang.



Ø  Kondisi Sulit atau Hal-hal yang Berpotensi Mengganggu Mental

-          Ayah Habibie meninggal saat ia berusia 14 tahun sehingga Habibie diasuh oleh orang tua tunggal, yakni ibunya.

-          Habibie dilecehkan beberapa temannya saat beliau mulai mendekati Ainun. Bahkan setelah menikah pun, banyak teman sejawat Ainun (dokter) yang memandang Habibie dengan sebelah mata.

-          Keluarga besar Ainun adalah keluarga yang lebih terpandang dibandingkan keluarga Habibie.

-          Setelah menikah, Ainun dan Habibie tinggal di Jerman selama kurang lebih 6 tahun. Di sana, mereka mengalami banyak kendala, mulai dari masalah finansial, perasaan kesepian karena jauh dari keluarga, serta harus melakukan segala sesuatu secara mandiri.

-          Habibie harus bekerja keras untuk menyambung hidup. Beliau bekerja mulai pagi sampai larut malam, sehingga waktunya banyak tersita untuk pekerjaan. Ditambah lagi, beliau harus menyelesaikan penelitian pendidikan S2 dan S3 nya.

-          Habibie sering dihadapkan dengan permasalahan dalam pengambilan keputusan di tempat kerjanya (memilih pekerjaan, menerima/menolak tawaran tender, dan promosi jabatan).

-          Tantangan ketika Habibie harus menjadi wakil presiden dan presiden republik Indonesia.

-          Ainun, istri Habibie bimbang saat memilih menjadi ibu rumah tangga, mengurus anak-anaknya ataukah menjadi dokter lagi untuk membantu mencari tambahan biaya hidup.

-          Teman sejawat Ainun, yakni dokter-dokter ahli adalah orang-orang intelek yang sempat membuat Habibie cukup minder.

-          Ainun selalu mendampingi kemanapun Habibie pergi, sehingga ia sering meninggalkan anak-anaknya di rumah.

-          Ainun mulai sakit-sakitan (sakit paru-paru, jantung, dan kanker ovarium stadium akhir) sehingga harus berobat ke Indonesia, Jerman, Amerika dan Brazil.

-          Ainun, istri yang sangat dicintai sekaligus motivator utama dalam kehidupan Habibie telah meninggal, setelah genap menemani beliau selama 48 tahun 10 hari.



Ø  Kondisi Lingkungan

-          Kondisi lingkungan keluarga besar Habibie adalah keluarga yang intelek dan kental nuansa agamis. Dalam keluarga tersebut selalu ditanamkan nilai-nilai moral, kerja keras, dan semangat pantang menyerah.

-          Kondisi lingkungan keluarga besar Besari (Ainun) adalah keluarga yang berbasis pendidikan dan terpandang. Pak Besari (ayah Ainun) adalah seorang dosen, sedangkan Ainun sendiri adalah seorang dokter anak.

-          Kondisi lingkungan keluarga Habibie dan Ainun setelah menikah berbeda dengan kehidupan keluarga besar mereka masing-masing di Indonesia. Hal tersebut bisa dilihat dari budaya, sosial dan kebiasaan yang ada di Jerman. Selama di Jerman, Ainun dan Habibie dituntut untuk menggunakan waktu sebaik mungkin. Hidup mereka pun lebih mandiri karena jauh dari keluarga besar masing-masing. Sebagian besar waktu digunakan Habibie untuk bekerja dan menyelesaikan studinya, sedangkan Ainun mengurus rumah tangganya.

-          Ainun dan Habibie selama di Jerman tinggal di apartemen yang semua penghuninya mayoritas adalah  teknisi pesawat dan gerbong kereta.



Ø  Kesimpulan

Dalam mengambil segala keputusan, Habibie selalu berdiskusi dan bermusyawarah dengan Ainun. Mereka berdua selalu mempertimbangkan baik dan buruknya konsekuensi yang akan diambil serta saling memberikan dukungan ketika banyak permasalahan yang dihadapi. Disamping itu, keduanya saling mengerti dan memahami tugas masing-masing, tanpa mengeluh. Bahkan, tanpa berkomunikasi pun mereka berdua bisa saling mengerti kebutuhan masing-masing.

Habibie sangat profesional dan teliti dalam bekerja. Beliau berusaha sebaik mungkin membagi waktu antara bekerja, keluarga dan kapan harus berbakti pada negeri. Saat akan menjabat sebagai wakil presiden maupun sebagai presiden, Habibie melakukan musyawarah dengan keluarga besarnya. Beliau meminta saran dan mempertimbangkan semua kemungkinan sebelum mengambil keputusan yang besar tersebut.

Ketika Ainun sakit keras, Habibie selalu setia menemani Ainun, bahkan tidur pun tetap di satu atap. Habibie membawa Ainun berobat ke berbagai negara yang dinilai mampu menyembuhkan istrinya tersebut. Hingga pada Ainun harus berpulang ke Rahmatullah, Habibie tidak pernah merasa kehilangan sosok Ainun. Bagi Habibie — Ainun adalah jiwa manunggalnya.

0 komentar:

Posting Komentar

A call-to-action text Contact us