:::: MENU ::::
  • Filosofi Tea

  • Diri Baru di Tahun yang baru (Sebuah refleksi akhir tahun)

  • Harga Diri, depresi hingga akhiri hidup dengan bunuh diri

Kamis, 17 Mei 2012

Foto saya (Team Lentera 1) bersama Tim UB 
            Berbekal sepeda motor pinjeman dari teman, team lentera satu berangkat menuju medan lomba dengan kemantapan hati. Di depan aula BAU UMM sudah menunggu team lentera dua dengan personil Kak Imron, Kak Baqi dan Kak Janice. “Tak usah difikir”, kata salah seorang dari kami, “Bila memang tidak menang setidaknya kita bisa mengenalkan FPPsi UM”. Senyum terulum dari bibir kami masing-masing memahami bahwa kata tersebut adalah sebuah defense mechanism untuk mengatasi kecemasan dan keraguan diri.

            Dengan langkah penuh keberanian dan berbekal sepenggal pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan kami mengikuti lomba Psychobattle se-Malang Raya. Lomba yang mendapat dukungan penuh dari lembaga Psikologi LISFA ini menghadapkan kami pada 21 orang  kawan sekaligus lawan. Di awal lomba terdapat 7 team dari Universitas yang berbeda yang akan bertanding secara sportif dalam 6 babak.  

            Babak 1 dan 2 adalah babak kerjasama team dalam mengerjakan puluhan soal. Pengumuman kedua babak ini begitu mencenganggkan. Lentera satu berada di posisi tiga terbawah sedangkan lentera dua terpaksa harus tersisih. Dua babak selanjutnya adalah babak mengerjakan soal secara bergantian tanpa kerjasama dalam team. Dalam mengikuti babak ini, team lentera satu merasa inferiority menyaksikan kepergian rekan seperjuangan meninggalkan medan lomba, ditambah lagi mengingat posisi klasemen sementara team lentera satu yang berada di peringkat bawah  dibandingkan dengan team lain dari UB dan UMM.  

            Pengumuman babak 3 dan 4 diadakan esok hari. Kami hanya bisa diam dalam kebisuan masing-masing. Patah sudah semangat juang menyisakan harapan adanya kebaikan hati sang Khalik meluluskan kami ke tahap semi final. Masing-masing dari kami (saya, Asri maupun Bety) mencoba mencairkan suasana dan saling memberi semangat. Finalnya, setelah negosiasi kami putuskan untuk menginap di kosan Bety guna mengompakkan kerjasama team dan menaikkan kembai tensi semangat kami yang mulai drop.

            Minggu. 19 April 2012 adalah anugrah bagi kami. Lentera yang awalnya disangsikan eksistensinya kini berpendar terang dalam nyala yang memberi kehangatan. Sang Khalik benar berbaik hati meloloskan kami ke dua babak terakhir. Babak ke-5 adalah babak spelling wanna be. Ini merupakan babak adu cepat dalam menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh Quist Master (QM). Hasilnya tidak begitu mengecewakan sebab team lentera satu paling unggul dengan perolehan skor 120 point mengejar ketertinggalan kami di babak sebelumnya.

            Ibarat pertarungan dua Universitas ternama, babak grand final menghadirkan 1 team UM melawan 2 team UMM. Meski demikian, lentera dalam hati kami yang semalam berpendar redup kini nyalanya telah terang. Seterang kami dalam mempresentasikan analisis film Sybill berdasarkan teori psikologi Sigmund Freud. Beberapa pertanyaan dari 3 juri Psikolog handal dan team lawan melengkapi penjelasan analisis kami.

            Juri berunding mengambil keputusan pemenang pada babak terakhir. Dilanjutkan kemudian panitia meminta waktu mengakumulasikan hasil cerdas cermat keilmuan psikologi yang berjalan dua hari tersebut. Tiga besar finalis menanti sembari istirahat diliputi rasa penasaran dan birama jantung yang berdegup cepat. Pukul 13.00 keluarkan pengumuman dengan deretan juara sebagai berikut: Juara 1 diraih oleh team Lentera 1 dari UM, Juara 2 diraih oleh team Running Girl dari UMM, dan di posisi juara ketiga diraih oleh team Achmad Dahlan dari UMM. Panitia juga menyiapkan 1 posisi tambahan untuk juara favorit yag diberikan kepada team Sayang Mama dari UB.

            Inilah dedikasi kami yang pertama untuk FPPsi UM yang baru saja berusia 2 bulan lewat 1 hari ketika lomba ini dilaksanakan. Kemenangan ini membuka jalan bagi lentera dan puluhan nama yang lain untuk mengibarkan panji ungu milik FPPsi UM diajang yang lain. Tak ada masalah nama Lentera dipinggirkan dan diganti dengan nama yang lain. Namun, kata “Lentera” yang sekaligus adalah nama club debat psikologi UM memiliki sekuak sejarah yang akan selalu dikenang.

0 komentar:

Posting Komentar

A call-to-action text Contact us