Bagaimana rasanya waktu pertama kali melihat cinta sejatimu? Wajah kita
pastinya akan terlihat bersinar. Begitu juga dengan wanita cantik bernama
Rebecca Bloomwood (Isla Fisher).
Sayang, cinta sejatinya hanya toko dan belanja, bukan seorang pria. Setidaknya
ia belum bertemu pria idamannya hingga akhirnya ia bertemu dengan sosok pria
baik, ganteng, dan kaya bernama Luke Brandon (Hugh Dancy).
Karir Rebecca sebenarnya tergolong bagus. Ia bekerja sebagai penulis di
sebuah majalah. Hobinya berbelanja, mengoleksi pakaian, sepatu, tas hingga
pernak-pernik lainnya yang terkadang jarang diperlukan. Hingga suatu ketika, ia
mendapat tagihan dari ke 12 kartu kreditnya sebesar $900. Bukan main paniknya
dia. Sialnya, perusahaan tempat ia bekerja, mengalami kebangkrutan. Bagaimana
cara dia membayar semua hutang-hutangnya?
Pada dasarnya, keinginannya untuk berbelanja sudah ada sejak kecil. Ia
melihat orang-orang dewasa di sekitarnya membeli semua yang mereka suka, dan
hanya dengan menggesek kartu kredit, mereka bisa mendapatkannya. Pengalaman masa
kecil yang tidak disadarinya itu, telah muncul ke dunia masa mudanya dan dia
lakukan secara sadar. Hal ini sesuai dengan teori Frued, yang menyatakan bahwa pengalaman
masa kecil mempengaruhi kehidupan masa
mendatang.
Selain itu, perilaku Rebecca ini dapat digolongkan ke dalam orang yang mempunyai
sikap ekstraversi, yakni memusatkan perhatiannya ke dunia luar
alih-alih berfikir tentang persepsinya dan cenderung berinteraksi dengan orang
di sekitarnya. Dalam tipologi Jung, Rebecca dapat
dikategorikan orang yang bertipe ektraversi-pengindraan, yakni
pemburu kenikmatan, memandang dan menyenangi dunia. Dalam hal ini khususnya
dunia belanja.
Cerita dilanjutkan sampai pada suatu saat,
seorang debt collector bernama Derek Smeath (Robert Stanton)
terus menerus menghubunginya. Untuk menyelesaikan masalahnya, tentunya ia harus
bekerja. Didukung oleh teman dekatnya, Suze (Krysten Ritter),
Rebecca mencoba melamar ke perusahaan majalah mode, Alette yang dipimpin oleh
Alette Naylor (Kristin Scott Thomas).
Saat perjalanan menuju Alette, ia tertarik pada salah satu toko yang
memajang sebuah selendang hijau. Pada saat ia melihat-lihat selendang hijau
tersebut, id, ego, dan superegonya memainkan perannya. Id-nya berkata bahwa
Rebecca harus membeli selendang hijau itu. Dengan memakai selendang hijau
tersebut, ia akan terlihat lebih cantik, bergaya, dan percaya diri ketika
melakukan wawancara kerja. Segala sesuatu yang ditawarkan Id merupakan
kebahagiaan dan kesenangan sesaat, sesuai dengan operasi prinsip kenikmatan Id.
Prinsip kenikmatan ini diproses dengan 2 cara, salah satunya adalah proses
primer, yakni reaksi mengkhayal/membayangkan sesuatu. Dalam film ini
ditunjukkan dengan halusinasi patung yang bisa berbicara membujuk Rebecca untuk
membeli selendang hijau, dan sejenak Rebecca pun melupakan hutang-hutangnya.
Ego-nya pun berkata
bahwa ia mempunyai tagihan hutang sebesar $900. Ia tidak boleh menghabiskan
uangnya hanya untuk membeli selendang yang tidak terlalu diperlukan tersebut. Ego
ini memberikan rasionalisasi sesuai dengan kenyataan yang ada, yang dialami
oleh Rebecca. Hal ini sesuai dengan operasi prinsip realita Ego. Ego menunda
kenikmatan sampai ditemukan obyek yang nyata-nyata dapat memuaskan kebutuhan.
Rebecca dituntut ego-nya untuk menunda pembelian selendang hijau tersebut,
sampai ia mampu mendapatkan pekerjaan dan melunasi semua tagihannya.
Sedangkan superego-nya berkata bahwa ia masih bisa menggunakan selendang
dari jins kuno yang terbiasa dilakukan ibunya dulu. Jins kuno tersebut justru lebih
hangat daripada selendang hijau. Superego
ini merupakan wujud internalisasi nilai-nilai orang tua, dan beroperasi memakai
prinsip idealistik.
Namun, pada akhirnya, Id-lah yang mengambil porsi lebih disini. Rebecca
memutuskan untuk membeli selendang hijau tersebut. Sedangkan berdasarkan teori
Jung, dinamika kepribadian yang dialami oleh Rebecca dalam peristiwa ini
menggunakan prinsip oposisi, saling bertentangan. Oposisi muncul antara ego
versus shadow. Ego berbicara bahwa dia mempunyai tagihan $900 dan tidak
perlu membeli selendang. Dan shadow yang merupakan sisi jelek dan
berpotensi menimbulkan bahaya, menunjukkan kegilaan belaja yang sangat kuat.
Sekali lagi, shadow-lah yang akhirnya mengambil peran lebih, sehingga Rebecca
memilih untuk membeli selendang hijau tersebut.
Dan sayangnya, kartu kreditnya sebagian sudah ditolak, sehingga ia membujuk
seorang penjual hotdog untuk memberinya uang tunai $20 dan akan ditukar dengan
cek sebesar $23. Terkesan dengan kegigihannya, seorang pria memberinya $20 dengan
cuma-cuma.
Namun, ternyata nasib berkata lain. Lowongan pekerjaan di Alette tersebut
sudah terisi oleh Alicia Billington (Leslie Bibb). Kecewa
dengan posisi yang sudah terisi, maka Rebecca melamar ke perusahaan keuangan
yang dipimpin Luke Brandon, yang ternyata adalah pria yang memberinya uang $20
untuk membeli selendang hijau.
Dengan segala kebohongan dan alasan-alasannya, Rebecca pun menjawab semua
pertanyaan yang diberikan Luke. Dalam hal ini, sebenarnya Rebecca mengalami kecemasan,
khawatir kalau semua kebohongan tentang selendang hijau itu akan membuat
lamaran kerjanya ditolak. Kecemasan tersebut merupakan jenis kecemasan
neurotik, ketakutan terhadap hukuman yang bakal diterima dari seseorang
meskipun hukuman tersebut sebenarnya belum tentu diterima karena seseorang
tersebut belum tentu mengetahui pelanggaran yang dilakukannya. Dan untuk
mengatasi kecemasan tersebut, Rebecca memilih untuk tidak meneruskan wawancara,
dan memilih untuk pulang. Tindakan yang dilakukan Rebecca ini merupakan Mekanisme
Pertahanan yang dilakukan oleh ego. Jenis mekanisme pertahanan yang
dilakukan adalah fiksasi, yakni memilih berhenti pada tahap perkembangan
tertentu dan menolak untuk bergerak maju karena merasa aman di tahap itu.
Langkah selanjutnya, Rebecca pun membuat
suatu resume dan mengirimkannya ke berbagai majalah yang menerima lowongan
pekerjaan. Alhasil, karena terkesan dengan resume yang dibuat Rebecca mengenai
pemborosan para wanita yang gila belanja, maka Luke memperkerjakan Rebecca di
perusahaannya. Dengan harapan bisa menjadi batu loncatan untuk kerja di Alette,
maka Rebecca pun menerima tawaran kerja Luke.
Hari demi hari, keduanya semakin dekat dan akhirnya jatuh cinta. Namun yang
tak diketahui Luke adalah, alasan utama Rebecca menerima bekerja diperusahaannya
yang berharap bisa menjadi batu loncatan ke Alette. Belum lagi masalah Rebecca
yang dikejar-kejar penagih kartu kredit. Namun, siapa sangka, Rebecca Bloomwood
yang sangat kecanduan belanja hingga mempunyai banyak tagihan menjadi sangat
terkenal berkat tulisannya tentang pengelolaan keuangan, yang menganalogikan
masalah keuangan rumit dengan pengalamannya belanja baju atau sepatu. Dengan
nama 'Gadis Berselendang Hijau', tulisan Rebecca mendapatkan banyak pujian.
Kesuksesan Rebecca ini menurut saya merupakan keberhasilan mekanisme
pertahanannya dalam mengatasi kecemasan. Jenis mekanisme pertahanan yang
dilakukan dalam hal ini adalah Pemindahan/Reaksi Kompromi yang
berbentuk kompensasi. Kompensasi adalah kompromi dengan mengganti insting
yang harus dipuaskan. Rebecca yang terlilit banyak hutang karena kegilaan
belanjanya, berusaha mencari pekerjaan agar dapat membayar hutangnya. Di sisi
lain, pekerjaan yang ia lakukan di majalah Successfull Saving ini merupakan batu
loncatan untuk bekerja di majalah Alette, tempat yang ia idamkan sejak berumur
14 tahun.
Selain itu, bersandar pada teori Jung, Rebecca termasuk wanita yang
mempunyai persona yang baik dan sempurna. Persona atau topeng adalah
kepribadian yang ditunjukkan kepada dunia luar sebagai lawan dari kepribadian
privat. Jelas sekali, seorang Rebecca mampu memasang wajah bahagia, tak
terbesit rasa sedih sedikit pun ketika berada di lingkungan kerja. Bahkan, ia
mampu menjadi penasehat keuangan orang lain orang lewat artikel yang
ditulisnya. Ia bisa bertingkah konyol, polos, seakan melupakan semua tagihan
hutangnya, khususnya dari debt collector, Derek Smeath.
Puncak cerita, pada saat diwawancarai di sebuah stasiun televisi, Rebecca dipermalukan
di depan khalayak dengan kehadiran Derek Smeath yang membuka semua 'aib'
Rebecca selama ini. Rebecca pun akhirnya juga mengaku alasan dia bekerja di
perusahaan Luke, hanya mencari batu loncatan karirnya di Alette. Luke pun
sangat kecewa. Keadaan makin kisruh ketika Rebecca memberikan gaun dari Suze
(Krysten Ritter) ke badan amal. Suze marah besar karena gaun itu seharusnya
dipakai Rebecca saat menjadi pendamping pernikahannya.
Namun, dibalik semua masalah yang datang, tak disangka, Alette Naylor, pemimpin majalah Alette
mengunjungi rumah Rebecca dan menawari dia untuk bekerja di Alette. Tentu saja
Rebecca merasa sangat senang, karena bekerja di tempat itu adalah impiannya
sejak kecil. Dalam peristiwa ini, antara id, ego, dan superego kembali
memainkan perannya.
Id-nya menuntut kepuasan, menginginkan bekerja di majalah tersebut karena
merupakan impiannya sejak kecil. Kemudian ego-nya membuat rasionalitas, apabila
ia bekerja di majalah itu, tentu saja ia harus berpenampilan update,
barang-barang yang dipakai harus bermerek, dan pastinya membutuhkan uang yang
tidak sedikit. Sedangkan superego, yang merupakan badan moralnya berkata bahwa
ia telah banyak melakukan kesalahan, mengecewakan orang-orang yang dicintainya
akibat kegilaan belanjanya.
Pada akhirnya, ego dan superego berhasil mengalahkan Id. Ego membentuk
mekanisme pertahanan yang dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk Intelektualiasasi.
Intelektualiasi adalah ego yang menggunakan logika rasional untuk menerima
kateksis obyek sebagai realitas yang cocok dengan impuls asli. Salah satu macam
intelektualisasi yang cocok dengan peristiwa ini adalah Sweet-lemon rationalization,
yaitu menganggap kateksis obyek yang dapat diperoleh sebagai yang terbaik.
Dalam hal ini, Rebecca berfikir bahwa apa yang didapat sekarang, hidup dengan
seadanya, dan mengurangi hobi belanjanya adalah lebih baik, daripada hidup
senang karena gila belanja, namun mempunyai banyak hutang.
Dasar pemikiran itulah yang mendorong Rebecca mengikuti kembali terapi
untuk orang-orang shopaholic, yang semula jarang diikutinya. Pada akhirnya,
Rebecca dan bantuan dari teman-teman perkumpulan terapinya, melelang semua
barang-barang bermerk yang dimilikinya untuk membayar
tagihan kartu kredit dan
menebus kesalahannya pada Suze,
sahabatnya.
Pada kehidupan selanjutnya, setiap ia melewati sebuah toko dan melihat
barang-barang yang menarik, ia selalu membuat pertanyaan dalam hatinya “Apakah
aku memerlukannya?”. Hal tersebut dapat dikategorikan sebagai sebuah mekanisme
pertahanan ego dalam bentuk pengingkaran. Pengingkaran adalah
impuls-impuls yang direpres diekspresikan dalam bentuk yang negatif. “Siapa
yang memerlukan barang-barang itu, aku tidak memerlukannya”. Statement itulah
yang membuat Rebecca mulai bisa mengendalikan nafsu belanjanya.
Film ini memperlihatkan sebuah dinamika kepribadian yang cukup kompleks pada
diri Rebecca. Ia pernah berkata “Ketika berbelanja, dunia terlihat lebih baik.
Dan kemudian memburuk. Dan aku harus mengulanginya lagi”. Tak hanya itu, film
ini juga memberikan pesan moral pada kita untuk dapat mengendalikan diri
terhadap produk-produk yang beredar di pasaran. Selain itu, kita juga harus tetap
tegar dalam menghadapi permasalahan yang ada. Tidak sembunyi dan menghindar,
karena permasalahan tidak akan selesai
sebelum kita menghadapinya.
0 komentar:
Posting Komentar