:::: MENU ::::
  • Filosofi Tea

  • Diri Baru di Tahun yang baru (Sebuah refleksi akhir tahun)

  • Harga Diri, depresi hingga akhiri hidup dengan bunuh diri

Senin, 20 Februari 2012




Bagaimana rasanya waktu pertama kali melihat cinta sejatimu? Wajah kita pastinya akan terlihat bersinar. Begitu juga dengan wanita cantik bernama Rebecca Bloomwood (Isla Fisher). Sayang, cinta sejatinya hanya toko dan belanja, bukan seorang pria. Setidaknya ia belum bertemu pria idamannya hingga akhirnya ia bertemu dengan sosok pria baik, ganteng, dan kaya bernama Luke Brandon (Hugh Dancy).


Karir Rebecca sebenarnya tergolong bagus. Ia bekerja sebagai penulis di sebuah majalah. Hobinya berbelanja, mengoleksi pakaian, sepatu, tas hingga pernak-pernik lainnya yang terkadang jarang diperlukan. Hingga suatu ketika, ia mendapat tagihan dari ke 12 kartu kreditnya sebesar $900. Bukan main paniknya dia. Sialnya, perusahaan tempat ia bekerja, mengalami kebangkrutan. Bagaimana cara dia membayar semua hutang-hutangnya?


Pada dasarnya, keinginannya untuk berbelanja sudah ada sejak kecil. Ia melihat orang-orang dewasa di sekitarnya membeli semua yang mereka suka, dan hanya dengan menggesek kartu kredit, mereka bisa mendapatkannya. Pengalaman masa kecil yang tidak disadarinya itu, telah muncul ke dunia masa mudanya dan dia lakukan secara sadar. Hal ini sesuai dengan teori Frued, yang menyatakan bahwa pengalaman masa kecil mempengaruhi kehidupan  masa mendatang.


Selain itu, perilaku Rebecca ini dapat digolongkan ke dalam orang yang mempunyai sikap ekstraversi, yakni memusatkan perhatiannya ke dunia luar alih-alih berfikir tentang persepsinya dan cenderung berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Dalam tipologi Jung, Rebecca dapat dikategorikan orang yang bertipe ektraversi-pengindraan, yakni pemburu kenikmatan, memandang dan menyenangi dunia. Dalam hal ini khususnya dunia belanja.


Cerita dilanjutkan sampai pada suatu saat,  seorang debt collector bernama Derek Smeath (Robert Stanton) terus menerus menghubunginya. Untuk menyelesaikan masalahnya, tentunya ia harus bekerja. Didukung oleh teman dekatnya, Suze (Krysten Ritter), Rebecca mencoba melamar ke perusahaan majalah mode, Alette yang dipimpin oleh Alette Naylor (Kristin Scott Thomas).



Saat perjalanan menuju Alette, ia tertarik pada salah satu toko yang memajang sebuah selendang hijau. Pada saat ia melihat-lihat selendang hijau tersebut, id, ego, dan superegonya memainkan perannya. Id-nya berkata bahwa Rebecca harus membeli selendang hijau itu. Dengan memakai selendang hijau tersebut, ia akan terlihat lebih cantik, bergaya, dan percaya diri ketika melakukan wawancara kerja. Segala sesuatu yang ditawarkan Id merupakan kebahagiaan dan kesenangan sesaat, sesuai dengan operasi prinsip kenikmatan Id. Prinsip kenikmatan ini diproses dengan 2 cara, salah satunya adalah proses primer, yakni reaksi mengkhayal/membayangkan sesuatu. Dalam film ini ditunjukkan dengan halusinasi patung yang bisa berbicara membujuk Rebecca untuk membeli selendang hijau, dan sejenak Rebecca pun melupakan hutang-hutangnya.


Ego-nya pun berkata bahwa ia mempunyai tagihan hutang sebesar $900. Ia tidak boleh menghabiskan uangnya hanya untuk membeli selendang yang tidak terlalu diperlukan tersebut. Ego ini memberikan rasionalisasi sesuai dengan kenyataan yang ada, yang dialami oleh Rebecca. Hal ini sesuai dengan operasi prinsip realita Ego. Ego menunda kenikmatan sampai ditemukan obyek yang nyata-nyata dapat memuaskan kebutuhan. Rebecca dituntut ego-nya untuk menunda pembelian selendang hijau tersebut, sampai ia mampu mendapatkan pekerjaan dan melunasi semua tagihannya.


Sedangkan superego-nya berkata bahwa ia masih bisa menggunakan selendang dari jins kuno yang terbiasa dilakukan ibunya dulu. Jins kuno tersebut justru lebih hangat daripada selendang hijau.  Superego ini merupakan wujud internalisasi nilai-nilai orang tua, dan beroperasi memakai prinsip idealistik.


Namun, pada akhirnya, Id-lah yang mengambil porsi lebih disini. Rebecca memutuskan untuk membeli selendang hijau tersebut. Sedangkan berdasarkan teori Jung, dinamika kepribadian yang dialami oleh Rebecca dalam peristiwa ini menggunakan prinsip oposisi, saling bertentangan. Oposisi muncul antara ego versus shadow. Ego berbicara bahwa dia mempunyai tagihan $900 dan tidak perlu membeli selendang. Dan shadow yang merupakan sisi jelek dan berpotensi menimbulkan bahaya, menunjukkan kegilaan belaja yang sangat kuat. Sekali lagi, shadow-lah yang akhirnya mengambil peran lebih, sehingga Rebecca memilih untuk membeli selendang hijau tersebut.


Dan sayangnya, kartu kreditnya sebagian sudah ditolak, sehingga ia membujuk seorang penjual hotdog untuk memberinya uang tunai $20 dan akan ditukar dengan cek sebesar $23. Terkesan dengan kegigihannya, seorang pria memberinya $20 dengan cuma-cuma.


Namun, ternyata nasib berkata lain. Lowongan pekerjaan di Alette tersebut sudah terisi oleh Alicia Billington (Leslie Bibb). Kecewa dengan posisi yang sudah terisi, maka Rebecca melamar ke perusahaan keuangan yang dipimpin Luke Brandon, yang ternyata adalah pria yang memberinya uang $20 untuk membeli selendang hijau.


Dengan segala kebohongan dan alasan-alasannya, Rebecca pun menjawab semua pertanyaan yang diberikan Luke. Dalam hal ini, sebenarnya Rebecca mengalami kecemasan, khawatir kalau semua kebohongan tentang selendang hijau itu akan membuat lamaran kerjanya ditolak. Kecemasan tersebut merupakan jenis kecemasan neurotik, ketakutan terhadap hukuman yang bakal diterima dari seseorang meskipun hukuman tersebut sebenarnya belum tentu diterima karena seseorang tersebut belum tentu mengetahui pelanggaran yang dilakukannya. Dan untuk mengatasi kecemasan tersebut, Rebecca memilih untuk tidak meneruskan wawancara, dan memilih untuk pulang. Tindakan yang dilakukan Rebecca ini merupakan Mekanisme Pertahanan yang dilakukan oleh ego. Jenis mekanisme pertahanan yang dilakukan adalah fiksasi, yakni memilih berhenti pada tahap perkembangan tertentu dan menolak untuk bergerak maju karena merasa aman di tahap itu.


 Langkah selanjutnya, Rebecca pun membuat suatu resume dan mengirimkannya ke berbagai majalah yang menerima lowongan pekerjaan. Alhasil, karena terkesan dengan resume yang dibuat Rebecca mengenai pemborosan para wanita yang gila belanja, maka Luke memperkerjakan Rebecca di perusahaannya. Dengan harapan bisa menjadi batu loncatan untuk kerja di Alette, maka Rebecca pun menerima tawaran kerja Luke.


Hari demi hari, keduanya semakin dekat dan akhirnya jatuh cinta. Namun yang tak diketahui Luke adalah, alasan utama Rebecca menerima bekerja diperusahaannya yang berharap bisa menjadi batu loncatan ke Alette. Belum lagi masalah Rebecca yang dikejar-kejar penagih kartu kredit. Namun, siapa sangka, Rebecca Bloomwood yang sangat kecanduan belanja hingga mempunyai banyak tagihan menjadi sangat terkenal berkat tulisannya tentang pengelolaan keuangan, yang menganalogikan masalah keuangan rumit dengan pengalamannya belanja baju atau sepatu. Dengan nama 'Gadis Berselendang Hijau', tulisan Rebecca mendapatkan banyak pujian.


Kesuksesan Rebecca ini menurut saya merupakan keberhasilan mekanisme pertahanannya dalam mengatasi kecemasan. Jenis mekanisme pertahanan yang dilakukan dalam hal ini adalah Pemindahan/Reaksi Kompromi yang berbentuk kompensasi. Kompensasi adalah kompromi dengan mengganti insting yang harus dipuaskan. Rebecca yang terlilit banyak hutang karena kegilaan belanjanya, berusaha mencari pekerjaan agar dapat membayar hutangnya. Di sisi lain, pekerjaan yang ia lakukan di majalah Successfull Saving ini merupakan batu loncatan untuk bekerja di majalah Alette, tempat yang ia idamkan sejak berumur 14 tahun.


Selain itu, bersandar pada teori Jung, Rebecca termasuk wanita yang mempunyai persona yang baik dan sempurna. Persona atau topeng adalah kepribadian yang ditunjukkan kepada dunia luar sebagai lawan dari kepribadian privat. Jelas sekali, seorang Rebecca mampu memasang wajah bahagia, tak terbesit rasa sedih sedikit pun ketika berada di lingkungan kerja. Bahkan, ia mampu menjadi penasehat keuangan orang lain orang lewat artikel yang ditulisnya. Ia bisa bertingkah konyol, polos, seakan melupakan semua tagihan hutangnya, khususnya dari debt collector, Derek Smeath.


Puncak cerita, pada saat diwawancarai di sebuah stasiun televisi, Rebecca dipermalukan di depan khalayak dengan kehadiran Derek Smeath yang membuka semua 'aib' Rebecca selama ini. Rebecca pun akhirnya juga mengaku alasan dia bekerja di perusahaan Luke, hanya mencari batu loncatan karirnya di Alette. Luke pun sangat kecewa. Keadaan makin kisruh ketika Rebecca memberikan gaun dari Suze (Krysten Ritter) ke badan amal. Suze marah besar karena gaun itu seharusnya dipakai Rebecca saat menjadi pendamping pernikahannya.


Namun, dibalik semua masalah yang datang, tak disangka,  Alette Naylor, pemimpin majalah Alette mengunjungi rumah Rebecca dan menawari dia untuk bekerja di Alette. Tentu saja Rebecca merasa sangat senang, karena bekerja di tempat itu adalah impiannya sejak kecil. Dalam peristiwa ini, antara id, ego, dan superego kembali memainkan perannya.


Id-nya menuntut kepuasan, menginginkan bekerja di majalah tersebut karena merupakan impiannya sejak kecil. Kemudian ego-nya membuat rasionalitas, apabila ia bekerja di majalah itu, tentu saja ia harus berpenampilan update, barang-barang yang dipakai harus bermerek, dan pastinya membutuhkan uang yang tidak sedikit. Sedangkan superego, yang merupakan badan moralnya berkata bahwa ia telah banyak melakukan kesalahan, mengecewakan orang-orang yang dicintainya akibat kegilaan belanjanya.


Pada akhirnya, ego dan superego berhasil mengalahkan Id. Ego membentuk mekanisme pertahanan yang dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk Intelektualiasasi. Intelektualiasi adalah ego yang menggunakan logika rasional untuk menerima kateksis obyek sebagai realitas yang cocok dengan impuls asli. Salah satu macam intelektualisasi yang cocok dengan peristiwa ini adalah Sweet-lemon rationalization, yaitu menganggap kateksis obyek yang dapat diperoleh sebagai yang terbaik. Dalam hal ini, Rebecca berfikir bahwa apa yang didapat sekarang, hidup dengan seadanya, dan mengurangi hobi belanjanya adalah lebih baik, daripada hidup senang karena gila belanja, namun mempunyai banyak hutang.


Dasar pemikiran itulah yang mendorong Rebecca mengikuti kembali terapi untuk orang-orang shopaholic, yang semula jarang diikutinya. Pada akhirnya, Rebecca dan bantuan dari teman-teman perkumpulan terapinya, melelang semua barang-barang bermerk yang  dimilikinya untuk membayar tagihan kartu kredit dan menebus kesalahannya pada Suze, sahabatnya.


Pada kehidupan selanjutnya, setiap ia melewati sebuah toko dan melihat barang-barang yang menarik, ia selalu membuat pertanyaan dalam hatinya “Apakah aku memerlukannya?”. Hal tersebut dapat dikategorikan sebagai sebuah mekanisme pertahanan ego dalam bentuk pengingkaran. Pengingkaran adalah impuls-impuls yang direpres diekspresikan dalam bentuk yang negatif. “Siapa yang memerlukan barang-barang itu, aku tidak memerlukannya”. Statement itulah yang membuat Rebecca mulai bisa mengendalikan nafsu belanjanya.


Film ini memperlihatkan sebuah dinamika kepribadian yang cukup kompleks pada diri Rebecca. Ia pernah berkata “Ketika berbelanja, dunia terlihat lebih baik. Dan kemudian memburuk. Dan aku harus mengulanginya lagi”. Tak hanya itu, film ini juga memberikan pesan moral pada kita untuk dapat mengendalikan diri terhadap produk-produk yang beredar di pasaran. Selain itu, kita juga harus tetap tegar dalam menghadapi permasalahan yang ada. Tidak sembunyi dan menghindar, karena permasalahan tidak akan  selesai sebelum kita menghadapinya.

0 komentar:

Posting Komentar

A call-to-action text Contact us