‘’Ada tiga hal yang membuatku tertawa,’’ begitu kata Abu darda’. ’’Pertama, orang yang mengharap dunia padahal kematian mengejarnya. Kedua, orang yang lalai padahal Allah tidak lalai memperhatikanya. Dan yang ketiga, orang yang tertawa terbahak-bahak padahal ia tidak tahu apakah Allah ridho ataukah murka padanya.’’
Bertambahnya hitungan usia kita di dunia yang berarti semakin tipis batas hidup kita seharusnya menjadikan kita bermuhasabah [evaluasi diri] apa yang sudah kita kerjakan selama ini, seberapa banyak bekal yang sudah kita pesiapkan guna menyongsong datangnya kematian. Jika selama ini dosa dan maksiat lebih banyak mewarnai hidup kita, seyogyanya kita ingat kematian kita semakin dekat, batas kesempatan untuk bertaubat kian mepet, jika sampai datang kematian sementara diri belum taubat kita akan menjadi orang yang merugi abadi. Berkata Bisyr bin Harits Al Hafi, ’’Hari kemarin telah mati, hari ini dalam sakaratul maut sedang hari esok belum lahir, maka bersegeralah untuk melaksanakan amal sholeh.’’
Orang orang salaf mengatakan, barang siapa hari ini sama dengan hari kemarin ia merugi, hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka ia terlaknat. Barang siapa yang tidak mencari-cari kekurangan dirinya ia akan berada dalam kekurangan. Dan barang siapa yang berada dalam kekurangan maka kematian lebih baik baginya.
Allah SWT berfirman, ’’Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok [akhirat], dan bertaqwalah kepada Allah
Post on Youtube.
Post on Youtube.
0 komentar:
Posting Komentar