Menerima diri sendiri baik lebih dan kurangnya diri |
Pernahkah Anda merasa tidak dapat menerima diri Anda sendiri? Terlebih jika Anda mengalami suatu keadaan yang buruk atau tidak menyenangkan. Seperti sakit, baik fisik maupun psikis. Mungkin bagi beberapa orang dapat menerima ‘keadaan yang tidak menyenangkan’ tersebut dengan begitu mudahnya. Namun, bagi kebanyakan orang lainnya hal tersebut tentu bukanlah hal yang mudah untuk diterima begitu saja. Tidak mengalami sakit pun, banyak orang yang kurang dapat menerima dirinya yang menurut mereka ‘banyak kekurangan’. Dalam psikologi, hal ini erat kaitannya dengan self-acceptance atau penerimaan diri.
Apa itu Self-Acceptance?
Carl Rogers, pencetus teori penerimaan diri, mengemukakan bahwa penerimaan diri merupakan pandangan realistik seseorang terhadap dunia dan potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Augustinus Supratiknya, salah seorang guru besar Psikologi, mengungkapkan hal yang serupa bahwa self-acceptance merupakan kemampuan seseorang untuk menerima berbagai kelebihan dan kekurangan dirinya. Ahli psikologi lainnya seperti Kartono pun mengungkapkan bahwa self-acceptance merupakan kemampuan seseorang untuk merasa puas dan menerima dirinya apa adanya termasuk kekurangannya. Pernyataan-pernyataan tersebut dapat membuat Anda tidak hanya melihat dari sisi negatif, tetapi juga dari sisi positif. Hal ini bisa membantu Anda mengembangkan potensi-potensi yang Anda miliki.
Ciri-ciri Self-Acceptance
David W. Johnson, seorang psikolog sosial pernah mengungkapkan beberapa ciri seseorang yang dapat menerima dirinya atau self-acceptance, antara lain:
- Menerima diri sendiri apa adanya
Disadari atau tidak, menerima diri sendiri itu hal yang tersulit untuk dilakukan. Seringkali kita merasa terlalu banyak kekurangan yang ada dalam diri kita. Terlebih jika kita didiagnosa memiliki suatu penyakit fisik atau psikis tertentu. Tentu hal tersebut semakin sulit membuat kita menerima diri sendiri. Namun, jika kita dapat menerima realita yang ada pada diri kita dengan lapang dada, tentunya kita dapat menerima diri sendiri apa adanya. - Tidak menolak dirinya sendiri
Seseorang yang memiliki jiwa self-acceptance tentunya tidak menolak dirinya sendiri. Dalam artian menyadari, memahami, serta menerima kekurangan dan kelemahan yang ada dalam dirinya. Tidak menafikan kekurangan dan kelemahan yang ada dalam dirinya tersebut. - Memiliki keyakinan untuk mencintai diri sendiri
Saat kita menghadapi realita yang kurang menyenangkan, seringkali kita merasa membutuhkan kehadiran atau cinta dari orang lain. Sementara kita tidak selalu mendapat cinta dari orang lain dan tidak selalu ada orang yang hadir saat kita merasa terpuruk. Padahal yang terpenting adalah cinta dari diri sendiri sehingga kita mampu menerima diri kita. - Tidak perlu merasa sempurna
Jika seseorang memiliki jiwa self-acceptance, orang tersebut tidak perlu merasa sempurna untuk merasa berharga di mata orang lain. Cukup dengan memandang sisi positif yang ada dalam dirinya. Sebab tidak ada manusia yang sempurna. - Mampu menghasilkan kerja yang berguna
Setiap manusia pasti diberikan bakat yang tentunya tidak semuanya sama. Seseorang yang menerima dirinya dengan baik tentu akan menggunakan bakatnya sebaik mungkin. Dengan demikian, orang tersebut dapat bekerja atau menghasilkan karya yang berguna untuk masyarakat di sekitarnya.
Referensi:
1Antry, Arlynda Rizky. 2017. Pengaruh Terapi Dzikir terhadap Penerimaan Diri (Self Acceptance) Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung. Skripsi.
Sumber Gambar:
http://www.healthcambo.com/2016/07/self-acceptance.html
0 komentar:
Posting Komentar