:::: MENU ::::
  • Filosofi Tea

  • Diri Baru di Tahun yang baru (Sebuah refleksi akhir tahun)

  • Harga Diri, depresi hingga akhiri hidup dengan bunuh diri

Selasa, 12 Juli 2016


Salah satu peninggalan sejarah di Jawa tengah adalah di kota Karanganyar, YaituCandi Cetho. Candi Cetho terletak di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Candi cetho sendiri berada di lereng gunung lawu dengan posisi 1497 mdpl. Candi ini berada di titik koordinat GPS: 7° 35′ 30.22″ S, +111° 9′ 19.87″ E .


Salah satu peninggalan sejarah di Jawa tengah adalah di kota Karanganyar, YaituCandi Cetho. Candi Cetho terletak di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Komplek candi sering dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar atau penduduk setempat sebagai tempat ziarah maupun tempat pemujaan. Candi Ceto dibuat pertama kali oleh Van de Vlies pada tahun 1842. Berdasarkan keadaannya saat reruntuhannya diteliti, candi ini diperkirakan sudah berusia tidak jauh berbeda dari Candi Sukuh, yang cuup berdekatan lokasinya.
.
Sekarang kompleks candi ceto, terdiri dari sembilan tingkatan berundak. Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, terlihat dua pasang arca penjaga. Aras pertama setelah gapura masuk merupakan halaman candi. Aras kedua masih berupa halaman dan aras ketiga terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur masyarakat dusunceto. Pada dinding kanan gapura
terdapat inskripsi dengan aksara Jawa Kuno berbunyi Pelling Padamel irikang buku tirtasunya hawakira ya hilang saka kalanya wiku goh anaut iku. Tafsiran dari tulisan tersebut adlaah fungsi candi untuk menyucikan diri (ruwat) dan peyebutan tahun pembuatan gapura, yaitu pada tahun 1397 Saka atau dalam Masehi 1475 Masehi. Diteras ketujuh terdapat sebuah tataan batu mendatar di permukaan tanah yang menggambarkan kura-kura raksasa, surya Majapahit. Kura-kura adalah lambang penciptaan alam semesta sedangkan penis merupakan simbol pencpiptaan manusia.  Terdapat penggambaran hewan-hewan lain, seperti mimi, katak, dan ketam. Pada aras ke delapan terdapat arca phallus ( disebut “kuntobimo”) disisi utara dan arca Sang Prabu Brawijaya V dalam wujud Mahadewa. Pemujaan terhadap arca ini melambangkan ungkapan syukur dan pengharapan atas kesuburan yang melimpah atas bumi. Dan yang terakhir adalah aras ke sembilan merupsembilan merupakan aras tertinggi sebagai tempat pemanjatan doa. Disini terdapat bangunan Batu berbentuk kubus.
.
.
#kaekak #candiceto #lkl #likesforlikes #budaya #likeforlike #igphotographer #liburan #like4like #candicetho #Karanganyar  #vscogram #Karanganyar #jenawi  #wisatabudaya #traveler #vscocam #travelling #budha  #liburlebaran #hindu #petualang #nicepicture

Nama Cetho sendiri merupakan sebutan yang diberikan oleh masyarakat sekitar, yang juga adalah nama dusun tempat situs candi ini berada. Cetho dalam Bahasa Jawa mempunyai arti 'jelas'. Disebut Cetho, karena di dusun ini orang dapat melihat dengan sangat jelas pemandangan pegunungan yang mengitarinya yaitu Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan di kejauhan tampak puncak Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.


Candi Cetho ditemukan seorang arkeolog  Belanda yang bernama Van de Vlies sekitar tahun 1842. Pertama kali ditemukan keadaan candi cetho sangat memprihatinkan, hanya terdapat 14 teras dengan kondisi batuan sudah ditutupi oleh lumut.  Pemugaran selanjutnya dilakukan oleh Humardani seorang asisten pribadi Presiden Soeharto pada tahun 1970 .

Berdasarkan penelitian ilmuwan dan arkolog, Candi Cetho diperkirakan dibangun pada 1451-1470 atau saat  Raja Brawijaya V di Majapahit berkuasa Candi cetho di perkirana dibangun untuk ritual tolak bala dan ruawatn karena pada masa tersebut kerajaan majapahit banyak terjadi kerusuhan dan permasalahan kerajaan.
.
.
#kaekak #candiceto #lkl #likesforlikes #budaya #likeforlike #igphotographer #liburan #like4like #candicetho #Karanganyar  #vscogram #Karanganyar #jenawi  #wisatabudaya #traveler #vscocam #travelling #budha  #liburlebaran #hindu #petualang #nicepicture
doc. pribadi saat wisata keluarga

Selain itu dari dusun ini kita juga disuguhkan dengan pemandangan luas Kota Solo dan Kota Karanganyar yang terbentang luas di bawah. Kompleks candi ini masih digunakan oleh penduduk setempat dan juga peziarah yang beragama Hindu sebagai tempat pemujaan. Candi ini juga merupakan tempat pertapaan bagi kalangan penganut kepercayaan asli Jawa atau Kejawen.

Rute menuju ke candi cetho sendiri sangat mudah. Perjalanan bisa di mulai dari pusat kota solo menuju ke kota kabupaten karanganyar. Lalu ikuti saja petunjuk arah untuk menuju ke air terjun grojogan sewu. Tepat sebelum grojogan sewu terdapat papan arah menuju ke candi cetho. Nah tinggal ikuti saja jalan nya sampai menuju ke candi Cetho.

Sebelum sampai di candi cetho, para pengunjung akan di suguhkan dengan pemandangan perkebunan teh milik warga setempat. Jika cuaca cerah pengunjung akan melihat hamparan perkebunan teh yang hijau d seolah tidak ada batasnya.

Komplek candi sering dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar atau penduduk setempat sebagai tempat ziarah maupun tempat pemujaan. Candi Ceto dibuat pertama kali oleh Van de Vlies pada tahun 1842. Berdasarkan keadaannya saat reruntuhannya diteliti, candi ini diperkirakan sudah berusia tidak jauh berbeda dari Candi Sukuh, yang cukup berdekatan lokasinya.





Sekarang kompleks candi ceto, terdiri dari sembilan tingkatan berundak. Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, terlihat dua pasang arca penjaga. Aras pertama setelah gapura masuk merupakan halaman candi. Aras kedua masih berupa halaman dan aras ketiga terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur masyarakat dusunceto.

Pada dinding kanan gapura terdapat inskripsi dengan aksara Jawa Kuno berbunyi Pelling Padamel irikang buku tirtasunya hawakira ya hilang saka kalanya wiku goh anaut iku. Tafsiran dari tulisan tersebut adalah fungsi candi untuk menyucikan diri (ruwat) dan peyebutan tahun pembuatan gapura, yaitu pada tahun 1397 Saka atau dalam Masehi 1475 Masehi. Diteras ketujuh terdapat sebuah tataan batu mendatar di permukaan tanah yang menggambarkan kura-kura raksasa, surya Majapahit. Kura-kura adalah lambang penciptaan alam semesta sedangkan penis merupakan simbol penciptaan manusia. 

Terdapat penggambaran hewan-hewan lain, seperti mimi, katak, dan ketam. Pada aras ke delapan terdapat arca phallus ( disebut “kuntobimo”) disisi utara dan arca Sang Prabu Brawijaya V dalam wujud Mahadewa. Pemujaan terhadap arca ini melambangkan ungkapan syukur dan pengharapan atas kesuburan yang melimpah atas bumi. Dan yang terakhir adalah aras ke sembilan merupsembilan merupakan aras tertinggi sebagai tempat pemanjatan doa. Disini terdapat bangunan Batu berbentuk kubus.



0 komentar:

Posting Komentar

A call-to-action text Contact us